Mohon tunggu...
Riswan Hidayat
Riswan Hidayat Mohon Tunggu... -

membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Pembacaan Puisi Oleh Guru Di Rumah Budaya Tembi

8 Mei 2012   06:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:33 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Rumah Budaya Tembi setiap bulan purnama (sudah berjalan ke delapan kali ini) selalu ada ada acara pembacaan puisi. Pada edisi ke 8 yang bertepatan dengan dengan Hari Senin Legi 7 Mei 2012 kali ini para guru-guru yang mendapat giliran untuk eksis dan menampilkan dirinya. :)

Ada duabelas orang guru yang termuat dalam antologi “Membaca Puisi Mengenali Diri” yang antara lain : Bambang Edy Sulistiyana, Choen Supriyatmi, Cilik Tripaamungkas, Diah Agustin SAP, Mairina Mislamatul Umaroh, R. Purwantaka, Sri Suwarni Dirjo Suwarna, Sumarsih Hafis, Umi Kulsum, Weindarti, Yeti Islamawati, Siska Yuniati yang mencatatkan puisinya di antologi tersebut. Tetapi ternyata tidak ada batasan untuk mengirimkan puisi, terlihat dari puisi yang dikirmkan tersebut jumlahnya tidak sama . Ada yang mengirimkan dua puisi, tiga puisi bahkan ada yang empat puisi. (saya kurang tahu teknis pengirimannya). Tetapi hal tersebut tidak mengurangi nilai acara maupun antologi tersebut.

Saya datang sedikit terlambat, ternyata sudah ada beberapa yang membacakan puisinya. Saya datang pas ketika Imam Budi Santosa (penyair senior yogya) yang sedang mengupas dan mengomentari antologi “Membaca Puisi Mengenali Diri” dan serta memberikan arahan dan kiat kiat dalam menulis puisi.

Saya juga tidak menyangka akan bertemu Guru Matematika waktu sma Drs. Indah Harjanto, MPd yang ternyata ikut membaca puisi. Dalam membaca kan puisi Pak Indah sanagt menjiwai dan memukau. Tapi kalau dilihat lihatfoto Pak Indah kok kaya Presenter TV One Karni Ilyas ya :)

Dan satu persatu guru guru pn membacakan puisinya masing-masing. Ini beberapa foto yang sempat terabadikan:

Landung Simatupang yang datang pada malam itu juga di daulat untuk membacakan puisi. Dia membacakan puisi klarya Sri Suwarni Dirjo Suwarna, S.Pd yang berjudul “Seorang Tuna Wisma menghibur Istrinya” yang bait awalnya seperti berikut ini:

Jeng.. biarkan akumemanggilmu diajeng Karena engkau memang satu-satunya di dunia Milikku, cintaku yang langgeng

Sebuah puisi yang bercerita tentang tunawisma yang menghibur istrinya. Sebuah puisi yang pedih diungkapkan dengan cukup romantis.

Oh ya, Tembi Rumah Budaya yang ada di Jl. Parangtritis Km 8.4 Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta, itu ternyata cakupan acaranyanya sangat beragam bisa disimak di www.tembi.net dan sekedar pemberitahuan, pada bulan Juni 2012 yang akan membacakan puisi dan tercantum dalam antologi sederhana ini adalah dosen. Mungkin bila ada dosen yang berkenan mengirimkan puisi dan membacakannya di Tembi bisa konfirmasi di Pak Ons Untoro sebagai Juru Kunci Tembi. He he

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun