Penjual bakso itu saya dan kawan-kawan panggil "si bapak bakso". Baksonya enak dan harganya pun tergolong murah yakni hanya Rp 10.000 rupiah per porsi.
Si bapak menjual bakso menggunakan gerobak tapi tidak berkeliling. Gerobak baksonya berada di samping jalan dekat gang.
Jaraknya memang cukup jauh dari kosan saya, namun karena baksonya memang enak jadi jarak bukanlah masalah bagi saya, hehe.
Sebenarnya di daerah kosan ada beberapa penjual bakso lain, namun rasanya tidak seenak bakso si bapak. Makanya tak heran jika si bapak jualan pasti ramai pembeli.
Si bapak tidak jualan setiap hari karena memang beliau sudah sepuh jadi sudah sering sakit-sakitan. Ya, paling seminggu dua atau tiga kali jualan dan pasti ramai pembeli.
Saya biasanya beli bakso ke si bapak di malam hari supaya tidak mengantri, tapi resikonya ya keabisan bakso cincangnya.
Saya biasanya beli bakso cincang pake bihun dan sayur saja, tapi kalo bakso cincangnya abis ya palingan pake bakso urat.
Saking seringnya beli bakso, si bapak sudah hapal dengan apa yang akan saya pesan dan biasanya ia mempersilahkan saya untuk membumbui sendiri baksonya.
Suatu hari saya keluar kosan untuk membeli bakso ke si bapak, tapi ternyata si bapak tidak jualan.Â
Kemudian pas mau pulang ke kosan saya melihat penjual bakso lain di ujung gang, Sebut saja ia "si mamang bakso".