Mohon tunggu...
RISTA RAMADINA NURHALIZAH
RISTA RAMADINA NURHALIZAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA SOSIOLOGI UIN WALISONGO SEMARANG

Saya rista ramadina nurhalizah

Selanjutnya

Tutup

Love

Menikah Bukan Prioritas, Mengulik Penyebab Turunnya Angka Pernikahan Di Indonesia

15 Mei 2024   21:34 Diperbarui: 15 Mei 2024   21:40 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Fenomena menurunnya angka pernikahan di Indonesia menjadi perhatian dan perbincangan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2024, angka pernikahan di Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada tahun 2023, jumlah pernikahan mencapai 1.577.255, turun 128.000 dibandingkan tahun 2022. 

Menurunnya angka pernikahan di Indonesia tidak lepas dari perubahan pola pikir perempuan yang kini merasa lebih berdaya dan mendapat lebih sedikit tekanan sosial dibandingkan sebelumnya. Selain itu, biaya pernikahan dan pascanikah dalam menjalani kehidupan juga sangat penting, sehingga pemerintah diharapkan tidak hanya menjadi “instruction maker” namun juga menjadi “policy maker” yang komprehensif untuk menjawab permasalahan perekonomian dan menstimulasi angka pernikahan di masyarakat Indonesia.

Penyebab menurunnya angka pernikahan di Indonesia dapat dilihat dari beberapa faktor. Salah satunya adalah semakin terbukanya peluang perempuan untuk mengembangkan potensi diri, termasuk kesempatan untuk sekolah dan bekerja yang semakin luas. Ketergantungan perempuan juga menurun, yang memungkinkan mereka memiliki lebih banyak pilihan dalam hidup mereka. 

Karir juga menjadi salah satu alasan penting bagi sebagian orang untuk menjamin pernikahan. Konon alasan menggelar pernikahan berasal dari dalam diri seseorang, antara lain kekhawatiran dan ketakutan terkait kesiapan finansial dan mental. Persiapan ekonomi khususnya dapat menjadi penting dalam keputusan menikah, karena pernikahan memerlukan komitmen yang lebih luas dan mempunyai kewajiban terhadap keuangan pribadi.

Banyak wanita kini memilih untuk tidak menikah karena beberapa alasan. Salah satu alasan yang dikemukakan adalah pernikahan tidak lagi menjadi prioritas utama dalam hidup mereka. Mereka lebih fokus pada karir dan pekerjaan, serta mempunyai kesempatan untuk mengembangkan potensinya. 

Kepercayaan yang terbatas dalam suatu hubungan juga bisa menjadi hal penting dalam memutuskan untuk tidak menikah. Faktor lain yang berkontribusi terhadap keputusan untuk tidak menikah adalah adanya laki-laki dengan kondisi ekonomi stabil dan jumlahnya tidak banyak.

Banyaknya laki-laki yang masih memegang prinsip patriarki juga menjadi faktor mengapa wanita di Indonesia malas menikah. Patriarki, yang berarti "pemerintahan ayah" dalam bahasa Latin, adalah sistem sosial di mana laki-laki mendominasi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam rumah tangga dan masyarakat. Dalam sistem ini, perempuan dianggap sebagai pengikut yang harus menurut laki-laki. 

Dalam beberapa aspek, patriarki masih dianut oleh sejumlah laki-laki di Indonesia. Misalnya, sebagian laki-laki masih menganut prinsip bahwa tugas rumah tangga adalah tanggung jawab istri, sehingga tidak ikut serta dalam mengerjakan pekerjaan rumah. Laki-laki seperti ini juga sering menganggap perempuan lebih lemah dibandingkan laki-laki, baik secara fisik maupun psikis, dan menganggap perempuan harus tampil sempurna.

dari fenomena penurunan angka pernikahan di Indonesia dapat kita ketahui bahwa perempuan di Indonesia semakin kritis dan mengedepankan karir, fenomena seperti ini tidak bisa dinilai dari sisi negatifnya saja, dibalik penurunan angka pernikahan dan keturunan di Indonesia. 

Banyak sisi positif yang dapat kita lihat pada fenomena tersebut, seperti peningkatan modal sosial pada masyarakat Indonesia, pemberdayaan wanita yang semakin meningkat, sehingga wanita mulai berani mengejar cita cita tanpa menghawatirkan tuntutan untuk  segera menikah, dan tentu saja akan memperbaiki kualitas pernikahan ketika meiliki kesiapan baik dari segi finansial maupun mental.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun