R (Recommendation): Rekomendasi, usulan tindakan yang perlu dilakukan, baik berupa intervensi segera maupun rencana tindak lanjut.
Pentingnya edukasi SBAR
Komunikasi juga terintegrasi dengan budaya K3 melalui edukasi pasien dan keluarga. Tenaga kesehatan perlu menjelaskan informasi tentang diagnosis, rencana perawatan, dan prognosis dengan bahasa sederhana kepada keluarga pasien agar keluarga dapat memahami kondisi pasien dan tidak salah dalam mengambil keputusan. Pemahaman yang baik dari keluarga akan mendorong kepatuhan terhadap aturan K3 yang berlaku di fasilitas kesehatan. Peran aktif keluarga juga diperlukan untuk menjaga kesehatan serta keselamatan bersama. Apabila keluarga pasien tidak mematuhi aturan K3, besar kemungkinan menjadi sumber penularan infeksi baik bagi pasien, keluarga pasien lain, maupun tenaga kesehatan.
Komunikasi sebagai fondasi K3
Komunikasi efektif dan komunikasi terapeutik dapat menjadi fondasi budaya K3 di lingkungan fasilitas kesehatan. The Joint Commission on Accreditation of Healthcare Organizations menyebutkan bahwa komunikasi yang buruk adalah faktor penyebab lebih dari 60% dari semua kejadian buruk di rumah sakit yang telah ditinjau. Data tersebut menunjukkan bahwa kualitas komunikasi memiliki peran yang sangat krusial dalam menjamin keselamatan pasien maupun tenaga kesehatan. Komunikasi efektif dapat menyampaikan informasi klinis dengan akurat sehingga ini meminimalkan risiko kesalahan, sedangkan komunikasi terapeutik dapat memberikan hasil positif termasuk penurunan kecemasan, rasa bersalah, rasa sakit, dan gejala penyakit yang dapat memengaruhi kesembuhan. Selain itu, tenaga kesehatan yang telah membangun komunikasi efektif dan terapeutik dapat meningkatkan kepuasan pasien, penerimaan, dan kepatuhan. Hal ini akan sangat membantu mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja di lingkungan fasilitas kesehatan.
Dalam membangun budaya K3, komunikasi efektif bertujuan untuk mencegah kesalahan teknis, seperti kesalahan diagnosis, kesalahan pengobatan, dan kesalahan prosedur medis dengan menyampaikan informasi yang jelas. Komunikasi efektif tidak hanya ditekankan pada lingkup tenaga kesehatan, tetapi juga melibatkan pasien. Di sisi lain, komunikasi terapeutik bertujuan untuk membangun kepercayaan dan rasa aman bagi pasien serta keluarganya. Komunikasi ini akan membantu keluarga pasien memahami pentingnya aturan K3 di fasilitas kesehatan. Pendekatan empati membantu pasien memperbaiki kondisi emosionalnya sehingga dapat memberikan sugesti positif bahwa kesembuhan bukan suatu hal yang mustahil. Kolaborasi antara komunikasi efektif dan komunikasi terapeutik akan menghasilkan budaya K3 di fasilitas kesehatan yang kuat, menciptakan lingkungan pelayanan yang aman, nyaman, dan berkualitas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI