Mohon tunggu...
Rismayanti
Rismayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Negeri Jakarta

Saya mahasiswi dari Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjaga Kesehatan Mental di Era Digital

22 Oktober 2022   19:57 Diperbarui: 22 Oktober 2022   20:18 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penggunaan media sosial sangat membantu kehidupan sehari-hari, seperti melakukan pembayaran  online , membeli melalui situs  online,  memesan makanan di restoran, dan lain-lain. Di era penggunaan teknologi digital dan media sosial, juga sebagai sebuah sarana untuk bebas berekspresi. 

Manusia bisa melakukan komunikasi baik verbal dan nonverbal terhadap siapa saja tanpa ada batas ruang dan waktu. Penggunaan media sosial sangat membantu kehidupan sehari-hari, seperti melakukan pembayaran  online , membeli melalui situs  online,  memesan makanan di restoran, dan lain-lain. 

Di era penggunaan teknologi digital dan media sosial, juga sebagai sebuah sarana untuk bebas berekspresi. Manusia bisa melakukan komunikasi baik verbal dan nonverbal terhadap siapa saja tanpa ada batas ruang dan waktu. 

Dampak negatif tersebut tentunya memiliki pengaruh buruk pada kesehatan mental seseorang. Apa itu kesehatan mental? Kesehatan mental adalah keseimbangan kehidupan dalam semua aspek, termasuk sosial, fisik, spritual, ekonomi dan juga mental (Bellenir, 2010). 

Kesehatan mental juga dapat diartikan sebagai fungsi mental yang berhasil mengahasilkan aktivitas produktif, dan mampu mengatasi perubahan dan kesulitan (Sperry, 2016). Jika seseorang tidak mampu menerima komentar-komentar negatif yang diterima terus-menerus melalui media sosial dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan kesehatan mental.

Masyarakat dibanjiri dengan berbagai informasi yang belum tentu benar dan tidak terverifikasi. Adanya informasi yang penuh dengan kekeliruan ini dapat menimbulkan rasa takut, cemas dan stress pada tiap individu. 

Di Indonesia, angka kasus yang terkonfirmasi positif mengalami kenaikan namun hal ini tidak diikuti dengan kesadaran untuk melakukan tes, dikarenakan adanya stigma sosial dan isolasi sosial. Adanya perasaan takut dan takut dikucilkan oleh anggota keluarga dan komunitas. 

Di sinilah muncul beragam bentuk dinamika bagi keberlangsungan kesehatan mental dari masyarakat. Kesehatan mental ini semakin menjadi tantangan tersendiri ketika berada di dalam rumah, ruang gerak terbatas, dan tidak terdapat banyak pilihan sarana untuk menyalurkan stress. Hiburan yang paling memungkinkan adalah berselancar di dunia digital.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun