Rumah terbaik bukanlah yang paling mahal, melainkan yang paling produktif memberikan makna bagi penghuninya dan orang lain.
Saya punya mimpi sederhana: mengubah rumah saya menjadi studio syuting yang menghasilkan. Bukan karena rumah saya istimewa, tapi karena saya melihat potensi yang selama ini diabaikan banyak orang.
Suatu malam, saya melihat influencer memotret produk di sudut ruangan yang biasa saja. Lalu saya memandang ruang tamu saya---pencahayaan alami yang lebih bagus, sudut yang lebih menarik, nuansa yang lebih hangat.
Pertanyaan sederhana muncul: "Mengapa saya tidak memanfaatkan ini?"
Dari situlah Cerita Cuan 2025 saya dimulai. Bukan tentang membangun studio megah, tapi mengoptimalkan apa yang sudah ada dengan cara yang cerdas.
Kekayaan sejati bukan tentang memiliki banyak hal baru, tetapi melihat nilai dari hal yang sudah kita miliki.
Ide saya simpel---rumah yang tetap saya tinggali, tapi setiap sudutnya siap untuk syuting kapan saja. Bukan studio kosong yang dingin, melainkan ruang hidup yang punya jiwa.
Studio konvensional: Profesional tapi tidak punya karakter Studio hunian saya: Punya cerita di setiap sudut
Rumah yang benar-benar dihuni memancarkan kehangatan yang tidak bisa ditiru. Ada energi positif yang terasa ketika fotografer bekerja di ruang yang dipenuhi cinta dan perhatian setiap harinya.
Rencana Sederhana, Eksekusi Matang
Bulan 1-2: Persiapan
- Audit setiap sudut rumah dengan mata fotografer
- Upgrade dekorasi dengan budget Rp10 juta
- Buat portofolio dengan 20 foto terbaik setiap ruangan
Bulan 3-4: Peluncuran Lembut
- Undang 5 fotografer untuk sesi gratis
- Dokumentasikan prosesnya untuk konten media sosial
- Bangun testimoni dan word-of-mouth
Bulan 5-12: Ekspansi
- Target 15 sesi per bulan dengan tarif Rp300.000/sesi
- Workshop fotografi rumahan setiap bulan
- Kolaborasi dengan makeup artist dan stylist lokal
Kesuksesan bukan tentang langkah besar yang spektakuler, tetapi langkah kecil yang konsisten menuju arah yang tepat.