Mohon tunggu...
Risman Aceh
Risman Aceh Mohon Tunggu...

Anak Pantai Barat Selatan Aceh. @atjeh01

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Sayang, Cepat Dikit, Dong."

8 Februari 2010   16:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:02 1866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_70609" align="alignleft" width="300" caption="Sumber Foto: http://phlogthat.wordpress.com"][/caption] Menjelang Rapat Tengah Malam di Tempat Kerja, 11.25 WIB Sejenak mengintip www.kompasiana.com "Di balik selimut kala matahari sedang bersinar terang, sepasang kekasih sedang asyik meluapkan segala rasa cinta yang ada. Bersatu padu dalam sebuah sarang yang penuh dengan cinta. Berdua mendaki gunung, menelusuri bukit, dan menyeberangi samudra cinta. Meraih puncak kenikmatan bersama dengan penuh cinta." “Duh, kenapa sih mesti kebaca tulisan beginian?” “Siang itu aku kan juga gitu..." "Pakai jelasin rinci lagi.” “Ini, kan, bentar lagi mau rapat.” “Itu, kan, buat aku….” “Itu, kan. Aduuuuhhhh, gimana, nih…?” “Itu, kan….” “Buat jadi pingin lagi…” Rapat tengah malam, batal. "Perhatian, rapat redaksi ditiadakan, bebas nulis apa saja asal jangan nulis soal demo ya. Soalnya udah ada yang bilang overdosis. Bukan nggak boleh nulis, tapi yang minum obat lagi sakit gigi." Semua serentak pada cepat pulang. Rupanya dari tadi semua juga pada baca link ini.

***

Tiba di rumah. Jalan Bukit, Gang Sempit, No 34 “Sayangggggggg! Buka, dong….?” “Iya, cintaaaaa! Ini mau dibuka. Sabar dikit kenapa, sih.” “Cepetaaaaaaaaaaannnn…” (Sambil menghentakkan kaki) “Sudah pulang telat.” “Maunya buka cepat-cepat.” “Sayang, cepat dikit, dong.” “Iya, sabar. Bentar dulu, ah, Abang.” “Cepat, donggggg….” (Tendangan kaki tambah kuat sambil tangan ninju langit) “Iya, sudah, nih?” “Kenapa, sih, nggak sabar nunggu Adik buka pintunya?” “Abang takut! Kayaknya ada hantu tadi diluar.” “Geeeeeerrrrrrrr”

***

Ayooooo…! Siapa nih yang sudah berimajinasi melayang-layang sampai ke taman lawang atau ke pinggir ranjang? Nggak apa, kok! Bebas saja. Namanya saja imajinasi. Ya, boleh saja, kan? Termasuk boleh menghayal membangun istana di awang-awang, karena memang di sana tempatnya. Kata Hanry David Thoreau “Sudahkah Anda membangun istana Anda di awang-awang? Bangun, karena memang disanalah seharusnya sebuah istana itu dibangun. Nah, sekarang mulailah dengan berkerja membangun fondasi di bawahnya.” Hehehe…Bisa saja, nih, Mas Thoreau. Padahal, usai baca dialog di atas maunya langsung ke tahap berikutnya. Jadi ketahan, deh. Tapi nggak apa, kok, ketahan sebentar. Nanti kalau pondasinya sudah pas mau bangun yang gimana atau malah mau dicoba lagi hal-hal baru, ya, silahkan saja. Bangun dulu pondasinya. Aduk tanah kecintaan pakai semen kasih sayang dengan bantuan besi penyangga saling pengertian lalu melalui mesin adukan biarkan semuanya bergumul menjadi satu sampai pas waktunya untuk dituang dalam cetakan.

***

Kalau sudah oke pondasinya baru deh bisa bangun sesuai kemampuan atau boleh juga seperti yang dihayalkan. Bahkan boleh juga sambil nyanyi atau malah sambil tetap posting tulisan. Eunak ooooii yoi doi noi toi mantap Hehehehehee

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun