Mohon tunggu...
Risma Puspita Cahyani
Risma Puspita Cahyani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Sosiologi, FISIB, UTM

Tetap menjadi versi terbaik dari diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pernikahan Dini Picu Meningkatnya Angka Kelahiran (Fertilitas) di Indonesia

14 Juni 2021   12:25 Diperbarui: 14 Juni 2021   13:29 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Yang terakhir adalah kurangnya lapangan pekerjaan. Semakin banyaknya penduduk, dan lahan yang semakin berkurang, membuat pemerintah dan instansi maupun pabrik juga tidak banyak membutuhkan karyawan. Yang pada akhirnya, negara tidak memiliki banyak kebutuhan karyawan. Sehingga, hal ini membuat banyak penduduk yang menganggur. Kebanyakan pengangguran yang ada, juga seimbang dengan meningkatnya angka kemiskinan di negara ini.

Sebenarnya, dalam menghadapi permasalahan-permasalahan ini pemerintah memiliki banyak program. Seperti yang paling popular adalah Keluarga Berencana (KB) yang telah dijelaskan di atas. Untuk mewujudkan keberhasilan KB, ada beberapa program pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat.

Salah satunya ialah dengan memberikan konseling kepada remaja di sekolah serta masyarakat mengenai sex education, dan pernikahan dini. Mulai dari apa itu pernikahan dini, apa saja sebab-sebabnya, bagaimana pengaruhnya bagi pelaku, bahaya pernikahan dini, serta akibat yang ditimbulkan dari pernikahan dini tersebut. Sosialisasi ini sudah berjalan cukup lama. Manfaat program ini sangatlah banyak, salah satunya adalah membuat para remaja memiliki pendirian untuk tidak melakukan pernikahan dini. Program ini dinilai cukup efektif untuk membekali para remaja supaya tidak tergoda untuk melakukan hal tersebut. Sehingga, sosialisasi ini terus berjalan sampai sekarang.

Selain itu, untuk mewujudkan keberhasilan KB, BKKBN menyarankan masyarakat untuk menggunakan metode MOP. Pemerintah mengharapkan partisipasi kaum pria untuk ikut serta menjadi Akseptor MOP (Kontap) / Vasektomi dalam program KB.

Sayangnya, masyarakat banyak yang salah mengartikan metode ini. Masyarakat masih kurang mengetahui metode memilih kontrasepsi, keuntungan, kerugian, serta efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi tersebut. Menurut sebagian masyarakat, MOP dianggap sama dengan kebiri. Jika kebiri adalah pengangkatan testis pria, sedangkan MOP/ vasektomi hanya dengan membuat satu atau dua sayatan kecil pada kulit scrotum, yang kemudian saluran keluarnya diikat. Sehingga, sperma tidak dapat memasuki air mani. Jadi, metode ini dapat mencegah pria mengalami ejakulasi saat melakukan hubungan seksual.

Untuk saat ini pemerintah sedang melakukan sosialisasi ke beberapa tempat secara terbuka, untuk memberikan konseling mengenai metode MOP ini. Tujuannya adalah supaya masyarakat mengerti maksud dan tujuan MOP agar tidak terjadi kesalah pahaman lagi.

Target pria yang perlu menjalani MOP/ vasektomi ini tidak semua harus menjalani. Di sini diutamakan pria yang tidak ingin memiliki anak yang perlu menjalankan metode MOP. Walaupun pasien dinyatakan sudah mematuhi anjuran KB, tetapi untuk meminimalisir kemungkinan memiliki anak maka lebih baik menggunakan metode ini. Tujuan metode ini supaya kita dapat menekan angka fertilitas di Indonesia. Dengan mendukung dan memperkuat salah satu program KB ini, angka fertilitas diyakini akan menurun serta kita telah menyelamatkan kondisi bumi yang memprihatinkan ini.

Jadi, pada intinya meningkatnya angka fertilitas salah satunya adalah karena pernikahan dini. Penyebab pernikahan dini tidak hanya karena budaya setempat, tetapi juga dapat karena telah melakukan hubungan seksual di luar pernikahan. Jika hal ini terjadi terus menerus akibat yang ditimbulkan sangat serius, bagi diri sendiri maupun lingkungan. Untuk itu, dengan adanya beberapa program pemerintah dalam menekan angka fertilitas diharapkan masyarakat ikut berpartisipasi supaya mencapai tujuan bersama.

Sumber:

SDKI 2017. Diakses 13 Juni 2021.

Heri,Lilis. 2019. Info Demografi. LD-FEB Universitas Indonesia 1(2). Diakses 13 Juni 2021.

ntb.bkkbn.go.id . Diakses 13 Juni 2021

jabar.bkkbn.go.id . Diakses 14 Juni 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun