Mohon tunggu...
Risma Indah L
Risma Indah L Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan penikmat hobi

Menulis mencoba menginspirasi Mendidik mencoba memberdayakan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jelang YNWA Vs GGMU, Mau Gaya Kamikaze atau Benteng Takeshi?

18 Januari 2020   05:12 Diperbarui: 18 Januari 2020   22:30 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jelang laga Liverpool vs Manchester United (MU) yang akan berlangsung di Anfield hari Minggu malam waktu Indonesia atau 16.30 GMT perasaan saya sebagai fans The Red Devil dag dig dug derrr ya....

Lha itulah saya yang sukanya emosional. Apalagi ini musuh bebuyutan ratusan tahun Masak ya kalah...gimana... gitu!

Tapi cinta ya nggak cinta buta juga lah. Harus diakui The Reds memang super ampuh  musim ini, dengan rekor belum terkalahkan. 

Sementara MU harus jatuh bangun kadang antara hidup dan mati (lebay) dalam beberapa laga di liga primer. Tetapi jangan lupa setidaknya sampai saat tulisan ini dibuat hanya MU satu-satunya tim yang berhasil menahan imbang Liverpool di laga liga primer musim ini dengan skor 1-1.

Jujur soal perasaan sebagai fans kayak diombang ambingkan. Benar-benar suka ngageti.  Ketika bagai di atas angin setelah sempat menghajar Chelsea 4-0 di awal musim. Lantas terhempas begitu saja ketika kalah dari Crystal Palace, West Ham, bahkan Bournemouth. 

Tiba-tiba bersorak-sorai saat memenangkan  derby Manchester melawan The citizen di pekan 16, setelahnya  kembali menelan rasa malu setelah dibungkam telak oleh juru kunci saat itu, Watford. 

Girang lagi setelah mencuri poin kontra Spurs, dan kembali dibungkam Arsenal 2-0. 

Habis mau bagaimana lagi ya...karena semua sayang Ole. Lah ya aku pun sayang Ole. Tapi mohon ya Pak Ole,  ketika harapan kami sempat terhempas di posisi 13 lalu berhasil dikerek lagi ke peringkat 5, tolong janganlah hempaskan kami lagi.

Bicara soal strategi melawan Liverpool yang lagi garang. Kira-kira apa strategi Ole? (Ini bagian paling bodoh yang saya punya. Yakni nggak paham strategi. Ngertinya ya emosi...hehehe ) 

Kalau pakai pikiran awam saya, saya jadi ingat pasukan pesawat tempur bunuh diri jepang di Perang Dunia II yang terkenal dengan nama Kamikaze. 

Pasukan ini dibuat Jepang untuk menggempur pesawat ataupun pertahanan musuh. Dengan cara pokoknya tembak, sikat,tabrak. Tak peduli pilotnya mati dan pesawatnya hancur, yang penting pesawat lawan pun hancur dan markas musuh terbakar. Singkatnya, siap serang dan berani mati.

Kenapa Jepang melalukan itu? Faktanya karena kualitas  pesawat dan potensi perlengkapan perang mereka di bawah kualitas sang lawan.

Sebagai fans "kardus" saya harus mengakui bahwa kualitas pemain MU sekarang dibawah The Reds. Terutama dari segi kreativitas dan konsistensi. Mengenai seberapa tingkatannya biarlah para ahli strategi yang bicara.

Sekarang bagaimana amunisi yang dimiliki MU untuk melawan Liverpool hari Minggu besok.? 

Kabarnya Marcus Rashford dilanda cedera punggung, usai bermain singkat kontra Wolves di putaran piala FA hari Kamis lalu. Tentu ini masalah besar bagi MU mengingat Rashford tercatat sebagai striker MU yang paling produktif di musim ini. 

Tanpa Rashford MU tak punya banyak pilihan selain  mengandalkan Martial, Greenwood, atau Daniel James. Pastinya trio ini harus mampu mengimbangi trio "Firmansah" maut Liverpool, Firmino, Mane ,dan Salah.

Mengingat catatan pertandingan MU melawan The Big Six di liga primer, performa MU boleh dibilang sanggup mengimbangi. Tetapi kekalahan dari Arsenal menjadi refleksi penting mengenai efektifitas serangan MU dan lini bertahan yang bermain sangat buruk di babak pertama. 

Strategi yang digunakan saat menahan imbang Liverpool di laga pekan ke 9 mungkin  bisa menjadi harapan minim bagi MU

Saat itu statistik penguasaan bola MU tercatat hanya sekitar 30an persen, meskipun sempat bermain cepat di awal babak dan mencuri poin terlebih dahulu di menit awal. 

Sepertinya lebih aman bermain bertahan dan mengandalkan serangan balik daripada bergaya menyerang habis-habisan dengan gaya kamikaze. Kecuali memang mau babak belur sekalian. 

Tetapi berbicara soal bermain bertahan, masalahnya lini pertahanan MU menurut saya masih nggak bagus bagus amat. Mengandalkan Lindeloff, Mc Guire, Brandon Williams dan Wan Bissaka. Sejauh pengamatan saya yang bermain cukup konsisten  hanyalah Willams dan Mc Guire.  Wan Bissaka, kadang bisa ya....kadang  bisa ka...hehe...

Sementara di tengah, harapan paling lumayan adalah Juan Mata, Matic, Pereira, atau Fred. 

Menjadi koreksi, Fred yo kadang njelehi alias nyebelin. Sempat membuat kesalahan cukup bodoh di laga melawan Wolves kamis kemarin. Sehingga membuat Pedro Neto sempat hampir merayakan gol bagi Wolves. Syukurlah dianulir karena handsball (kacian ya...)

Gaya main Fred yang seperti ini, didukung pertahanan yang tidak solid. Tentunya  bakalan menjadi kerugian MU karena akan  cukup kewalahan menangkis gempuran habis -habisan yang bakal dilakukan  oleh Liverpool

Belajar dari pertemuan pertama pada pekan ke-9. MU harus mencuri peluang dengan serangan balik yang cepat di menit-menit awal. 

Problemnya  MU seringkali lambat"panas" dan cenderung bermain lambat di awal.  Pasalnya melawan Liverpool nggak bisa lambat lambat atau penyesalan yang akan datang terlambat. 

Lagi-lagi pikiran awam saya membayangkan permainan lucu-lucuan produk Jepang, yakni Benteng Takeshi. Permainan ini mencoba membuat halangan-halangan bagi para penyerang untuk mendekati target utama yakni benteng itu sendiri. Entah dengan menciptakan rintangan berupa lubang, sungai atau bahkan monster. Sehingga jumlah orang yang berhasil lolos ke arena utama hanyakah segelintir saja. 

Kemungkinan  formasi 4-2-3-1 rasanya terlalu terbuka dan mungkin baiknya dilukir  menjadi 4-3-2-1. Dengan fokus menjadi "monster" bagi pemain-pemain lawan yang berbahaya dan mengunci pergerakan mereka, sebelum terlampau jauh menusuk jantung pertahanan. 

Memblok aliran dari gelandang tengah Liverpool, menekan Wijnaldum, Henderson, dan Chamberlain untuk mengalirkan bola. Mestinya menjadi tugas Fred dan Matic, boleh juga dibantu Pereirra 

Omong soal monster nggak ada sih pemain MU yang berbakat. Rata-rata ganteng menurut saya. Mungkin ada Phil Jones yang jadi opsi. Tapi jadinya mungkin bukan takut sebaliknya malah tertawa karena roman Phil Jones yang lebih cocok disebut hillarious alias kocak daripada seram.

Jika Rashford benar-benar tak dapat diturunkan sepertinya memasukkan Greenwood sebagai starter jauh lebih baik daripada James. Untuk bisa mencuri serangan balik di menit menit awal. 

Berharap hasil imbang dengan menahan serangan lawan, sambil mencuri serangan balik,  nampaknya cukup realistis di laga kali ini. Ketimbang berani fokus bermain menyerang yang akhirnya beresiko kamikaze alias bunuh diri. 

Perlu banyak siasat dan jebakan benteng Takeshi, untuk mematahkan dan mengacaukan tatanan permainan Liverpool sebelum mereka enjoy menjadikan sang setan sebagai bulan-bulanan. 

Tetapi ada juga yang lebih ampuh yakni fighting spirit. Keep optimistic guys!

Ini sekedar strategi orang bodoh yang suka nonton sepak bola, jangan diambil hati. Itu saja. GGMU.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun