Mohon tunggu...
Risma Indah L
Risma Indah L Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan penikmat hobi

Menulis mencoba menginspirasi Mendidik mencoba memberdayakan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengamalan Pancasila, Wujud Aksi Nyata Nasionalisme

30 November 2019   07:01 Diperbarui: 30 November 2019   20:14 2042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : pixabay.com

Sebagai rakyat Indonesia menurut saya, mewujudkan nilai-nilai  Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah tolak ukur dan awal yang pantas sebagai upaya mewujudkan nasionalisme berbangsa dan bernegara. 

  • Mengusahakan kehidupan beragama yang harmonis dan toleran.
  • Memperjuangkan hak-hak azasi manusia sehingga semua manusia Indonesia menikmati kehidupan yang adil dan layak
  • Mengusahakan persatuan meski berbeda-beda
  • Mengupayakan iklim demokrasi yang sehat. Lembaga perwakilan rakyat yang memihak kepentingan rakyat. Mengupayakan musyawarah dalam kehidupan di masyarakat
  • Mengupayakan kesejahteraan yang merata. Semangat berbagi antara yang kaya kepada yang kurang beruntung.

Selanjutnya nasionalisme dapat kita kembangkan sendiri. Misalnya saja mencintai produk dalam negeri, melestarikan budaya daerah, bangga berbahasa Indonesia dan lain sebagainya. 

Menyenggol lagi Agnez Monica dalam bahasan nasionalisme,  saya ingin mengingatkan kita  akan salah satu sosok yang serupa. Budayawan bangsa ini.  Ia berdarah Eropa, tetapi berkebangsaan Indonesia. Mempelajari budaya Jawa sebagai fokus minatnya dan  beragama minoritas. Sangat banyak karya dan kontribusinya bagi negara kita ini. Beliau adalah Franz Magnis Suseno atau akrab dipanggil Romo Magnis

Romo Magnis dalam essainya "Mencari Makna Kebangsaan" (1994), tegas mengkritik patrotisme dan nasionalisme semu masyarakat dan para petinggi Indonesia yang dianggapnya hanya suka bicara dan mendengar kata-kata suci seperti Pancasila, demokrasi, ketimuran, musyawarah, dan mufakat. Tetapi tidak berdaya mengatasi "kekotoran" dalam kasus-kasus HAM yang dalam tulisannya dicontohkan dengan kasus Marsinah.  

Jadi apakah kita yang mengaku nasionalis ini sekaligus sudah Pancasilais? 

Kita, saya dan anda. Mereka para elit politik, dan pejabat publik, yang sering mengaku bersemangat nasionalisme.

Seberapakah kita beraksi nyata dengan tulus untuk bangsa ini. Sesuai dengan amanat ideologi negara kita, yang dirumuskan dengan sederhana tetapi sarat makna. 

Referensi

https://kbbi.web.id/nasionalisme

https://www.kompasiana.com/kompasiana/5de08435d541df2c354a8d85/topik-pilihan-dari-mana-kita-menilai-kadar-nasionalisme-seseorang

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-nasionalisme.html

https://asumsi.co/post/franz-magnis-suseno-mencari-makna-kebangsaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun