Mohon tunggu...
Riski
Riski Mohon Tunggu... Berusaha belajar untuk menjadi pelajar yang mengerti arti belajar

Ada apa dengan berpikir?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mahiyah (Ma'qulat Awwali) dalam Filsafat Islam

20 Mei 2025   21:11 Diperbarui: 20 Mei 2025   21:14 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.app.goo.gl/12pSR

Dalam tradisi filsafat Islam, Mahiyah dapat dibedakan menjadi beberapa macam:

1.Mahiyah Basitah (Esensi Sederhana): Ini adalah esensi yang tidak dapat dianalisis lebih lanjut menjadi komponen-komponen yang lebih mendasar. Contohnya adalah konsep "wujud" (eksistensi) itu sendiri.

2.Mahiyah Murakkabah (Esensi Kompleks): Ini adalah esensi yang dapat dianalisis menjadi komponen-komponen yang lebih mendasar. Contohnya adalah konsep "manusia" yang dapat dianalisis menjadi "hewan" dan "berakal".

3.Mahiyah bi Syart Syay' (Esensi dengan Syarat Sesuatu): Ini adalah esensi yang dipertimbangkan dengan syarat tambahan tertentu. Misalnya, ketika kita mempertimbangkan "manusia" dengan syarat tambahan seperti "berilmu".

4.Mahiyah bi Syart La (Esensi dengan Syarat Tidak): Ini adalah esensi yang dipertimbangkan dengan syarat tidak adanya sesuatu. Misalnya, ketika kita mempertimbangkan "manusia" dengan syarat tidak memiliki pengetahuan tertentu.

5.Mahiyah La bi Syart (Esensi Tanpa Syarat): Ini adalah esensi yang dipertimbangkan tanpa syarat apapun, baik positif maupun negatif. Ini adalah konsep esensi dalam bentuknya yang paling murni.

Dalam konteks ma'qulat (konsep-konsep rasional), Mahiyah juga terkait dengan pembagian ma'qulat menjadi dua kategori utama:

1.Ma'qulat Awwali (Konsep Primer): Ini adalah konsep-konsep yang terbentuk langsung dari pengamatan terhadap realitas eksternal. Mahiyah dalam pengertian dasarnya termasuk dalam kategori ini. Contohnya adalah konsep "manusia", "pohon", atau "batu" yang terbentuk dari pengamatan terhadap individu-individu manusia, pohon, atau batu di dunia nyata.

2.Ma'qulat Tsanawi (Konsep Sekunder): Ini adalah konsep-konsep yang terbentuk dari refleksi terhadap konsep-konsep primer. Ma'qulat tsanawi ini terbagi lagi menjadi dua:

a. Ma'qulat Tsanawi al-Manthiqiyyah: Konsep-konsep sekunder yang menggunakan istilah dalam ilmu logika (mantiq), seperti "kulliy" (universal), "juz'iy" (partikular), "jins" (genus), "fasl" (differentia), "nau'" (spesies), dan sebagainya.

b. Ma'qulat Tsanawi al-Falsafiyyah: Konsep-konsep sekunder yang menggunakan istilah dalam filsafat, seperti "dharuriy" (niscaya), "imkan" (kontingen), "wajib" (wajib), "wahdah" (kesatuan), "katsrah" (keberagaman), dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun