Mohon tunggu...
Riski
Riski Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berusaha belajar untuk menjadi pelajar yang mengerti arti belajar

Ada apa dengan berpikir?

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bidayah Al-Hikmah IV: Relasi Wujud dan Mahiyah

17 Oktober 2023   09:53 Diperbarui: 17 Oktober 2023   09:59 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam tulisan ini penulis akan membahas persoalan wujud dan mahiyah. Apa itu wujud?, Apa itu mahiya?, dan bagaimana hubungan diantara wujud dan mahiyah?

Fokusitas pembahasan ini akan terfukuskan pada pertanyaan-pertanyaan di atas.

Apa itu wujud?
Wujud merupakan sesuatu yang sangat jelas  yang dimana ia tidak membutuhkan apapun untuk mendefinisikannya---sebab, segala sesuatu membutuhkan ia (wujud) untuk mendefiniskan segala hal (terkecuali wujud sebagai wujud). Untuk memperjelas pemaknaan terhadap wujud, hal itu bisa melihat artikel-artikel yang sebelumnya.

Selanjutnya penulis akan masuk pada permasalah mahiyah. Apa itu mahiyah?. Mahiyah adalah "sesuatu yang bisa ada dan bisa tiada". Ia hanya akan ada bila ia bersandar pada sesuatu, dan akan meniada bila sesuatu yang disandari tiada.

Penulis telah menjelaskan apa itu mahiyah dan apa itu wujud. Sekarang, penulis akan membicarakan persoalan "bagaimana hubungan antara wujud dan mahiya?". Dari permasalahan inilah kita akan lebih jelas melihat wujud dan mahiyah.

Sebelumnya penulis telah menjelaskan bahwa wujud merupakan sesuatu yang jelas dan adanya tidak bergantung pada sesuatu selainnya. Sedangkan mahiyah, adanya ia bergantung pada sesuatu yang lain. Sesuatu yang lain yang dimaksud disini adalah wujud itu sendiri.

Mahiyah sebagai sesuatu keberadaan yang dependen, ia hanya akan disebut ada apabila ia bersandar pada wujud---sebab yang eksis cumanlah wujud. Sehingga ketika mahiyah ingin eksis ia harus bersandar pada wujud. Untuk lebih mudah dipahami penulis akan sedikit memberikan contoh yang sekiranya dapat menjelaskan apa yang penulis maksudkan di atas. Misalnya kita melihat antara "caha lampu" dan "lampu." Dimana, cahaya sebagai pancaran dari apa yang dipancarkan oleh lampu, ia hanya akan ada bila lampu sebagai sesuatu yang memancarkan itu ada (eksis), bila ia tidak ada maka cahaya pada lampu juga tidak ada. Mungkin itu sedikit contoh sebagai gambaran hubungan antara wujud dan mahiyah. Namun, dari contoh tersebut belum menjelakan apa yang menjadi maksud hubungan wujud dan mahiyah. Dalam hal ini yang penulis maksud relasi antara wujud dan mahiyah itu pada hal yang paling substansial. Untuk itu penulis akan mengkat satu contoh yang lebih menjelaskan hubungan wujud dan mahiyah.

Contohnya manusia. Manusia sebagai entitas-entitas di alam ekternal ini merupakan hal yang bukan menjadi dasar dari keberadaannya. Manusia sebagai entitar yang mewujud di realitas hanya akan ada bila ia bersandar pada wujud---sebab yang melatarbelakangi ia eksis adalah karena adanya keberadaan pada manusia. Walaupun nanti di alam luar (eksternal) antara wujud dan mahiyah tidak kita temukan keterpisahan diantara keduanya, namun hal itu tidak mengindikasikan bahwa hanya ada mahiyah yang eksis. Untuk memperjelaskan kepastian akan adanya wujud sebagai sandara manusia, kita juga melihatnya ketika dalam pikiran kita mencoba untuk memisahkan antara konsep wujud dan manusia.

Olehnya itu sampailah di akhir artikel ini. Dalam artikel ini penulis bermaksud menjelaskan bagaimana sebenarnya hubungan antara wujud dan mahiyah.
Penulis berharap tulisan ini dapat memberikan pengetahuan lebih pada pembaca terkait relasi wujud dan mahiyah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun