Seni tradisional Indonesia tidak hanya menyuguhkan keindahan gerak dan irama, tetapi juga menyimpan makna filosofis yang mendalam. Salah satunya adalah wayang orang, seni pertunjukan yang menggabungkan tari, musik, drama, dan tata rias. Di balik gemerlap panggungnya, tata rias memainkan peran penting dalam membentuk karakter tokoh dan menghidupkan cerita. Dari pemikiran inilah lahir sebuah karya berjudul “Buku Panduan Tata Rias Lakon Dewi Sinta".
Pembuatan buku panduan ini berangkat dari keinginan untuk melestarikan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam seni wayang orang, khususnya dalam lakon Dewi Sinta dari epos Ramayana. Dewi Sinta bukan sekadar tokoh pendamping Rama, tetapi simbol kesucian, kesetiaan, dan keteguhan hati seorang perempuan.
Melalui tata rias, karakter dan sifat-sifat luhur Dewi Sinta dapat diwujudkan dalam bentuk visual yang indah dan penuh makna. Oleh karena itu, dibutuhkan panduan rias yang tidak hanya berorientasi pada teknik, tetapi juga pada pemahaman filosofi dan estetika tokohnya.
Link buku panduan : https://drive.google.com/file/d/12YBsVGszuly21qZjQLTaKJj98TvgsMLG/view?usp=drivesdkÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI