Mohon tunggu...
Riska Rahma
Riska Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Aiska

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sadari Untuk Deteksi Dini Kanker Payudara

5 Mei 2024   16:42 Diperbarui: 5 Mei 2024   16:47 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kanker payudara, atau carcinoma mammae, merupakan tumor ganas yang berkembang di dalam jaringan payudara. Meskipun penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami, faktor-faktor seperti faktor kesehatan reproduksi, pemakaian hormon tertentu, kegemukan, paparan radiasi, riwayat keluarga, faktor ras, dan gaya hidup dapat memicu terjadinya kanker payudara. 

Gejala awal seringkali tidak jelas, tetapi benjolan atau penebalan pada payudara adalah gejala yang umum. Gejala lanjut termasuk perubahan pada kulit, nyeri, dan pembesaran nodul limfa. Kanker payudara dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi dan stadiumnya. Deteksi dini sangat penting, dan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah cara yang efisien untuk mendeteksi kelainan payudara secara mandiri.
Pembahasan
Kanker payudara, juga dikenal sebagai carcinoma mammae, adalah tumor ganas yang berkembang di dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat muncul di dalam kelenjar payudara, saluran payudara, serta jaringan lemak dan ikat di sekitar payudara. Meskipun pertumbuhannya tidak selalu cepat, kanker payudara tetap merupakan kondisi yang berbahaya.
Penyebab pasti kanker payudara masih belum diketahui dengan pasti. Namun, penting untuk diketahui bahwa insiden kanker payudara cenderung meningkat seiring dengan pertambahan usia seseorang.
Faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya kanker payudara antara lain:
a. Faktor kesehatan reproduksi, termasuk nuliparitas (tidak pernah melahirkan anak), menarche (menstruasi pertama) pada usia muda, menopause pada usia lebih tua, kehamilan pertama pada usia tua (lebih dari 30 tahun) .
b. Pemakaian hormon tertentu, seperti hormon pengganti pada terapi menopause.
c. Kegemukan atau memiliki lemak berlebih, karena lemak tubuh dapat mempengaruhi kadar hormon dalam tubuh.
d. Terpapar radiasi, baik melalui pengobatan sebelumnya maupun paparan lingkungan.
e. Riwayat keluarga, dimana anak perempuan yang memiliki ibu atau saudara perempuan dengan riwayat kanker payudara memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit ini.
f. Faktor ras, dimana beberapa ras memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan ras lainnya.
g. Gaya hidup, termasuk merokok, konsumsi alkohol, dan kurangnya aktivitas fisik.
Fase awal kanker payudara seringkali tidak menimbulkan gejala atau tanda yang jelas (asimtomatik). Namun, ketika gejala mulai muncul, benjolan atau penebalan pada payudara adalah tanda dan gejala yang paling umum terjadi. Gejala dan tanda lanjut kanker payudara dapat meliputi:
a. Kulit cekung pada permukaan payudara.
b. Retraksi atau deviasi puting susu.
c. Nyeri pada payudara, terutama saat ditekan atau digesek, dan mungkin terjadi juga keluarnya darah dari puting susu.
d. Kulit yang tampak tebal dengan pori-pori menonjol, sering kali disebut "kulit jeruk".
e. Ulserasi (luka terbuka) pada payudara.
f. Kerasnya benjolan yang teraba, serta pembesaran nodul limfa di ketiak (aksilaris) atau nodul limfa supraklavikula di daerah leher.
Pada tahap metastasis yang luas, gejala dan tanda yang dapat muncul meliputi:
a. Hilangnya nafsu makan atau penurunan berat badan yang tidak diinginkan.
b. Nyeri pada bahu, pinggang, punggung bagian bawah, atau panggul.
c. Batu ginjal yang menetap.
d. Gangguan pencernaan seperti mual atau muntah.
e. Pusing.
f. Gangguan penglihatan seperti penglihatan kabur.
g. Sakit kepala.
Kanker payudara dapat diklasifikasikan secara patologis berdasarkan lokasi spesifik di dalam payudara, yang meliputi kanker pada puting payudara, kanker pada saluran lactiferous (ductus lactiferous), dan kanker pada lobulus payudara. Sedangkan dalam klasifikasi klinis, kanker payudara dibagi menjadi empat stadium, yaitu:
a. Stadium I: Kanker payudara dengan ukuran tumor primer hingga 2 cm dan tanpa adanya penyebaran ke kelenjar getah bening di ketiak.
b. Stadium II (A dan B): Kanker payudara dengan ukuran tumor primer hingga 2 cm atau lebih besar, dan terdapat penyebaran ke kelenjar getah bening di ketiak.
c. Stadium III (A, B, dan C): Kanker payudara dengan ukuran tumor primer hingga 2 cm atau lebih besar, dan terdapat penyebaran ke kelenjar getah bening di ketiak, serta mungkin juga ke kelenjar getah bening di bagian infraclavicular dan supraclavicular, infiltrasi ke fasia pektoralis, atau bahkan ke kulit (kanker yang telah menembus kulit).
d. Stadium IV: Kanker payudara dengan metastasis yang sudah jauh, misalnya ke tulang tengkorak, tulang belakang, paru-paru, hati, atau panggul.
Salah satu cara yang mudah dan efisien untuk mendeteksi kelainan payudara secara mandiri adalah dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) atau Breast Self Examination (BSE). SADARI sangat penting dilakukan karena sebagian besar, atau sekitar 85%, penderita kanker payudara menemukan kanker pada payudaranya sendiri.
Daftar Pustaka
Dalimartha, S. (2004). Deteksi Dini Kanker & Simplisia Antikanker. Jakarta: Penebar Swadaya.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta: Kementerian Kesehatan Indonesia.
Maryam, S. (2015). Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan.Jakarta: EGC.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun