Mohon tunggu...
riska nuraini
riska nuraini Mohon Tunggu... Ahli Gizi - suka menolong orang

seorang yang senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sudahlah, Jangan Saling Memusuhi di Tahun Politik

4 Oktober 2018   00:40 Diperbarui: 4 Oktober 2018   00:42 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stop Hate Speech - www.123rf.com

Perhelatan pilpres 2019 ini tidak hanya menjadi pertaruhan bagi parpol pendukung, tim sukses dan para simpatisan. Pilpres 2019 juga menjadi penentuan bagi demokrasi di Indonesia. Di pesta demokrasi 2019, kembali diramaikan oleh Joko Widodo dan Prabowo Subianto, yang kebetulan juga bertarung di pilpres 2014. Dari kubu incumbent tentu berusaha mempertahankan kemenangan menjadi 2 periode. 

Namun bagi pihak penantang, juga akan habis habisan agar bisa memenangkan pertarungan. Karena itulah, berbagai cara akan dilakukan untuk memenangkan pertarungan.

Baru-baru ini, publik diramaikan dengan 'drama' yang dilakukan oleh Ratna Sarumpaet, yang mengaku telah mengalami pengeroyokan sampai lebam-lebam. Ratna yang juga merupakan timses paslon nomor urut 2 menceritakan apa yang telah dialaminya. Tak lama berselang, paslon nomor urut dua langsung menggelar konferensi pers ditemani dengan sejumlah tokoh politik. 

Medsos pun mulai ramai menuai respon dari para pendukung. Saling caci pun begitu vulgar ketika itu. Keesokan harinya, Ratna meminta maaf dan mengakui bahwa dirinya telah berbohong. Elit politik yang awalnya mengkritisi pemerintah karena insiden pemukulan, karena tidak terbukti, mereka pun satu-persatu meminta maaf setelah sebelumnya menebar kebencian. Praktek diatas menunjukkan, jika amarah dan kebencian tidak bisa dikendalikan, yang keluar pun adalah perilaku yang tidak menyenangkan.

Praktek diatas merupakan salah satu upaya untuk memunculkan bibit kebencian. Di tahun politik, menebar kebencian seperti ini sebenarnya bisa menyebabkan tingkat kebencian semakin luas. Jika hal ini dibiarkan, maka potensi konflik yang akan terjadi. Akibat maraknya hate speech ini, tidak sedikit membuat masyarakat jadi mudah marah. Apalagi jika kondisi ini mulai diperparah dengan hoax dan sentimen SARA, semakin membuat psikologis masyarakat terganggu. Rendahnya budaya literasi masyarakat, semakin membuat hoax dan pesan kebencian ini mampu merebut hati masyarakat.

Ayolah kita terus saling mengingatkan. Stop kebencian untuk kepentingan pilpres dan pileg 2019. Karena kebencian hanya akan membuat ucapan dan perilaku kita jauh dari budaya bangsa. Masyarakat Indonesia yang sesungguhnya, tidak mengenal budaya saling benci. 

Masyarakat Indonesia juga tidak mengenal saling caci, persekusi dan intimidasi. Jika praktek semacam ini masih saja dilakukan, dikhawatirkan justru akan membuat tahun politik ini, menjadi tahun perseteruan antar anak bangsa. Pesta demokrasi yang dimaksudkan untuk diskusi program dan mencari pemimpin yang berintegritas, akan menjadi percuma.

Mari kita terus introspeksi diri. Tidak ada gunanya saling mencaci dan menjatuhkan elektabilitas. Belajar dari kasus Ratna, untuk apa berbohong? Apakah jika kasus ini tidak terungkap atau terungkap, mereka akan bisa hidup tenang? Jangan biasakan diri menebar kebohongan. Karena dampak dari kebohongan yang menyesatkan itu, masyarakat lah yang dirugikan. Untuk itulah, jadilah warga negara Indonesia, yang selalu menerapkan nilai-nilai Pancasila. 

Karena semangat yang tertuang dalam sila Pancasila, merupakan adat istiadat dan budaya yang muncul dari setiap suku di Indonesia. Jika saat ini masih ada yang selalu menebar permusuhan, apakah mereka mempertahankan budaya lokal? Mari kita renungkan. Jika memang kita ternyata selalu menebar permusuhan di tahun politik ini, saatnya untuk tidak melakukannya.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun