Mohon tunggu...
Risa Marjanah
Risa Marjanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prodi Pendidikan Agama Islam

𝘌𝘹𝘱𝘦𝘳𝘪𝘦𝘯𝘤𝘦 𝘪𝘴 𝘵𝘩𝘦 𝘣𝘦𝘴𝘵 𝘵𝘦𝘢𝘤𝘩𝘦𝘳,, Cita-cita ingin menjadi orang yg sukses, berguna bagi bangsa, negara dan agama Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ramalan Tahun 2023?

7 Januari 2023   21:49 Diperbarui: 7 Januari 2023   21:59 1207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ramalan. Sumber : U-Report

RAMALAN TAHUN 2023? 

Oleh: Risa Marjanah

PENDAHULUAN

Meramal adalah kegiatan mencari tahu apa yang terjadi di masa depan dengan dan pertimbangkan informasi dari masa lalu. Ketepatan mutlak di dalam memprediksi suatu peristiwa adalah hal yang mustahil. Karena, ketika peristiwa masa depan tidak dapat diprediksi dengan pasti waktu dan biaya yang sangat besar bagi mereka untuk memiliki kekuatan batin untuk menghadapi masa depan. Faktanya, Islam mengatakan bahwa percaya bahwa seseorang memiliki pengetahuan tentang yang gaib adalah keyakinan sesat dan bertentangan dengan keyakinan Islam. Ketika iman berkembang menjadi meminta petunjuk, itu menjadi dosa besar.  

Ada ramalan dari para peramal yang terbukti kebenarannya. Telah berkata Prof. Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar, perkataan mereka biasanya masuk kedalam kategori pemalsuan. Jadi, mereka menyampaikan secara umum yang mengandung berbagai penafsiran.

"Jika perkara itu terjadi, maka ia akan menafsirkan kepada mereka tafsiran yang disesuaikan apa yang telah diucapkan,"

Didalam kitab Shahihain Jamu'al al Ushul dikarang oleh Ibnu al Atsir pernah dibahas dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah RA. Suatu waktu, ada beberapa orang yang mempertanyakan perkara tersebut mengenai ramalan dari peramal yang terbukti kebenarannya.

Rasulullah Saw bersabda, "Mereka (para dukun) bukanlah apa-apa."

Mereka berkata, "Wahai Rasulullah! Terkadang apa yang mereka ceritakan adalah benar."

Rasulullah Saw pun menjawab, "Perkataan yang nyata (benar) itu adalah perkataan yang dicuri oleh jin kemudian ia menempatkannya di telinga walinya lalu mereka mencampuradukkan bersama kebenaran itu dengan seratus kedustaan."

PEMBAHASAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun