Mohon tunggu...
Risal Sadoki
Risal Sadoki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Catatan biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Doa Serampangan

10 Mei 2024   19:34 Diperbarui: 10 Mei 2024   19:37 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

keadaan badan yang tak berkawan, dia memilih untuk sejenak mengistirahatkan lelah, berharap pulih akan datang, malah datang seganap cemas yang sesekali menghadang. Di tengah-tengah kebisingan kota, berita berita hangat memecahkan suasana, poster poster yang mengambarkan pahlawan, entah itu mengisyaratkan apa. 

Realita melukiskan sebuah fenomenal kejahatan yang berkepanjangan, saling melegitimasi, hingga berujung pada perebutan kekuasaan. 

Mereka semua menginginkan tentang kedamaian, tetapi memberikan ruang pada kekacauan. Aneh, tidak sedikit dari mereka yang melakukan. Apakah benar, anggapan Nietzsche tentang "keberulangan yang abadi".?! Tanyanya mendadak. 

Deretan dering yang mengelabui layar ponsel, senayan (jakarta) hari ini tampaknya panas, tidak ada tanda tanda hujan, bahkan gerimis pun takut datang, semuanya terpaku pada moment kenaifan perubahan. 

Masih banyak tanya yang belum terjawab, rasa kantuk sudah mulai menghantui, keadaan yang tidak berkawan, ia memutuskan untuk merebahkan badan. Semoga besok lekas membaik, harapnya. 


Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun