Manipa, Maluku --- Masyarakat Pulau Manipa menyuarakan kekecewaan terhadap minimnya perhatian pemerintah terhadap kondisi sosial ekonomi warga di pulau tersebut. Mereka menilai, selama ini Pulau Manipa seperti dianaktirikan baik oleh pemerintah pusat, provinsi Maluku, maupun kabupaten.
Kritik tersebut disampaikan oleh Juma Makatita, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) asal Pulau Manipa. Ia menilai, masyarakat di daerahnya belum benar-benar merasakan kehadiran pemimpin yang memperjuangkan kesejahteraan rakyat di pulau itu.
"Kami di Manipa seperti tak punya pemimpin. Suara petani dan nelayan tidak pernah didengar, padahal mereka adalah tulang punggung ekonomi pulau ini," ujar Makatita, Rabu (15/10/2025).
Menurutnya, masyarakat semakin terpuruk akibat kurangnya perhatian terhadap dua sektor utama penghidupan warga, yakni pertanian dan perikanan. Banyak nelayan kesulitan mendapatkan bahan bakar dan sarana tangkap, sementara petani menghadapi kendala pupuk dan jalan tani yang rusak.
"Setiap kali musim pemilu, kami hanya dijadikan angka dalam daftar pemilih. Setelah itu, tidak ada lagi yang datang memperhatikan kami," tambahnya.
Makatita berharap pemerintah di semua tingkatan membuka mata dan telinga terhadap kondisi masyarakat Manipa. Ia menegaskan, warga tidak menuntut fasilitas mewah, tetapi hanya menginginkan keadilan dan pemerataan pembangunan seperti wilayah lain di Maluku.
"Kami hanya ingin diperlakukan setara sebagai anak negeri Maluku," tutupnya penuh harap.
Warga berharap, suara mereka kali ini dapat menjadi perhatian serius pemerintah, agar pembangunan di Pulau Manipa tidak lagi terpinggirkan dan masyarakat bisa hidup lebih sejahtera
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI