Mohon tunggu...
Risaldi Candra
Risaldi Candra Mohon Tunggu... Mahasiswa

Kuliah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menelaah Sejarah Warung Makan

17 November 2020   09:00 Diperbarui: 17 November 2020   09:03 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia sebagai makhluk yang mengkonsumsi untuk kebutuhan hidup, maka tidak akan pernah luput dari kuliner disekitarnya. Masyarakat sangat gemar dalam mencicipi cita rasa makanan yang menggiurkan lidah, sehingga tak sedikit lagi orang-orang suka berbondong untuk mencari masakan- masakan yang lezat. 

Beberapa warung makan yang seringkali dijumpai dalam perjalanan yaitu warung Tegal (warteg), pecel lele Lamongan dan rumah makan Padang. Makanan- makanan yang disajikan dalam warung tersebut banyak beraneka ragam citarasa dan harga yang relatif terjangkau.

Pecel lele Lamongan, sudah tak asing lagi ditemukan dipinggiran jalan. Hampir di setiap sudut, perbatasan maupun dalam kota. Selayaknya sudah menjamur dimana-mana. 

Dibalik maraknya pecel lele Lamongan ada sebuah kisah dimana dulu orang Lamongan bermigrasi karena kota Lamongan sedang kurang kondusif di tahun 1965-1966, saat itu juga masih ada pembersihan orang-orang PKI. 

Tanah yang kurang subur juga menjadi alasan untuk berpindah dari kota tersebut. Setelah bermigrasi, ternyata masakan pecel lele cocok di lidah banyak orang. Maka dari itu, tahun 1970-1980 sukses mendirikan banyak pecel lele Lamongan dan membawa kerabat kampung menuju kota.

Makanan yang berciri khas kan ikan lele yang digoreng garing, lalu disajikan dengan sambal pedas diatas piring serta lalapan sebagai pelengkapnya sudah membuat masyarakat yang berada saat perjalanan tergiur. 

Selain itu, Solidaritas warga Lamongan memang kuat, walaupun diperantauan mereka juga memiliki panguyuban yang aktif antar sesama. Maka dari itu tidak heran untuk porsi pecel lele Lamongan memang top.

Rumah makan Padang juga tidak kalah populer. Orang Minang yang terkenal dengan budaya merantaunya, sudah menjadi hal yang wajar masakan daerah mereka beredar di setiap daerah. Dengan menghidangkan beragam makanan menggugah selera para penikmat. 

Masakan yang terkenal pedas di kalangan orang Minang, terasa beda dengan versi di Jawa. Tidak terlalu pedas ataupun manis, tapi pas rasanya. Dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan membuat nasi Padang menjadi kuliner berjuta umat.

Dapat dipastikan jika porsi makan di tempat dan take away alias dibungkus dan dibawa pulang lebih banyak. Ternyata Kebiasaan ini memang diterapkan oleh semua rumah makan padang. 

Alasannya, dulu restoran atau rumah makan hanya didatangi oleh saudagar kaya dan orang elit, sedangkan kaum pekerja dan pribumi akan dibungkus dan dibawa pulang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun