Mohon tunggu...
Ris Tan
Ris Tan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Alumni Farmasi Universitas Indonesia dan Seoul National University.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Salah Kaprah MSG yang Mengurat Daging

12 Oktober 2013   16:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:38 2958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1381578240859325584

[caption id="attachment_294172" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Kompasiana sebagai tempat penampungan berbagai tulisan dari berbagai penulis dengan berbagai latar belakang adalah salah satu sumber informasi menarik yang cukup lengkap, edukatif, menarik, dan kadang menyesatkan. Saya katakan menyesatkan karena sering sekali ditemui penulis-penulis di kompasiana menyampaikan sesuatu yang tidak benar seolah-olah fakta. Tetapi ini bukan salah penulis, karena memang informasi demikian sudah ditanamkan pada diri kita bertahun-tahun lamanya. Sejak saya masih kecil, sudah ratusan kali saya dijejalkan informasi bahwa MSG buruk, MSG hantu, dan sebagainya. Benar bahwa pendidikan adalah lentera, karena pendidikanlah yang kemudian menguak fakta MSG bagi saya. Beberapa hari lalu saya sempat menulis artikel mengenai fakta-fakta ilmiah efek MSG terhadap tubuh. Selain efek nya yang sudah kadung dianggap negatif dan 'pembunuh', MSG juga acapkali disangkutpautkan dengan 'bahan penambah makanan sintetik' yang karena ada kata 'sintetik'-nya memberikan kesan angker, horor, ganas, dan bahaya. Tahun 1907, Kikunae Ikeda memulai risetnya untuk mengidentifikasi senyawa dalam kelp (sejenis rumput laut) yang memberikan rasa unik pada sup rumput laut. Ia berhipotesis bahwa mungkin terdapat satu atau lebih senyawa dalam kelp tidak pahit, tidak asin, tidak asam, atau tidak manis. Ia menamakan 'rasa' kelima ini sebagai umami. Ia berharap bila benar ada yang namanya umami, senyawa ini dapat bernilai komersial dan berkontribusi dalam nutrisi makanan di jepang. Dalam setahun ia berhasil mengidentifikasi komponen umami dalam kelp sebagai L-glutamate. Ia pun mematenkan proses untuk memproduksi seasoning sebagian besar yang terdiri dari garam asam L-glutamat. Saburousuke Suzuki, seorang pengusaha kimia dan farmasi, kemudian memulai kolaborasi dengan Ikeda untuk memproduksi dan memasarkan senyawa ini. Tahun 1909, lahirlah Ajinomoto. Awalnya MSG diproduksi melalui proses ekstraksi, isolasi, dan purifikasi dari gluten gandum (hasil olahan dari tepung gandum). Kelemahan dari metode ini adalah dampaknya pada lingkungan. Kacang kedelai dan sisa produksi gula bit adalah alternatif lain yang pernah menjadi sumber MSG. Hingga akhirnya setelah perang dunia II, lonjakan permintaan MSG mengakibatkan diperlukannya revolusi dalam proses produksi MSG. Tahun 1950an, pengembangan proses produksi MSG terbagi menjadi dua, yaitu metode sintesis kimia dan fermentasi. Akhirnya pada tahun 1961, produksi MSG dikerjakan secara sintesis. Tahun 1973 adalah tahun terakhir di mana MSG diproduksi dengan metode ini. Mikroorganisme tumbuh berdasarkan material yang ada lingkungan sekitarnya. Bakteri yang sama bila 'makan' makanan yang berbeda akan memproduksi 'keluaran' yang berbeda. Inilah yang disebut dengan teknologi fermentasi. Dengan mengatur lingkungan dan asupan nutrisi bakteri tertentu sedemikian rupa, MSG yang kita makan sekarang ini merupakan produk yang dihasilkan oleh bakteri dengan bahan dasar karbohidrat/gula dari tebu, singkong, bit, anggur, dan berbagai jenis sumber karbohidrat lainnya. Konsep yang sama seperti dalam produksi tape, cuma bedanya kalau tape kita makan utuh fermented singkong-nya  sedangkan MSG dimurnikan lebih dulu sehingga yang kita jumpai hanyalah kristal putih panjang tanpa rasa. Informasi seputar MSG sudah sangat terdistorsi di lingkungan masyarakat kita. Parahnya, sebagian besar dari kita tak pernah mau menelusuri apakah benar tuduhan2 tersebut. Kalau si MSG ini hidup, maka ia ibarat manusia yang menjadi terdakwa karena tuduhan palsu (penyebab sindrom restoran china), setelah proses peradilan melelahkan selama 30 tahun, setelah 'banding' hingga 'peninjauan kembali' dilakukan pengadilan  (FDA-Food and Drug Administration, dan otoritas nutrisi lain) akhirnya memutuskan ia tidak bersalah. Sayang beribu sayang, nama baik telanjur tercemar dan setelah lebih dari 10 tahun pun, masyarakat tahunya MSG adalah terdakwa karena begitulah adanya sedari kecil, dan tak pernah tertarik mencari tahu faktanya. Ditambah lagi, stigma MSG ini diteruskan terus dan terus hingga ke anak cucu. Andaikan MSG adalah manusia, betapa ia akan diberkati Tuhan karena perlakuan tak adil sebagian besar masyarakat terhadapnya selama berdekade-dekade... Andaikan MSG adalah manusia, sebagian besar kita telah menzholimi orang tak bersalah dan benarlah kata ungkapan bahwa a little knowledge is a dangerous thing. Salam,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun