Timnas Indonesia baru saja harus mengakui keunggulan tuan rumah Arab Saudi. Namun seperti kata Arsne Wenger, yang terpenting bukanlah kekalahan itu sendiri, melainkan bagaimana sebuah tim bangkit kembali.
"Doesn't matter how much you fall, the important thing is how much you rise again ." -- Arsne Wenger
Kini, Garuda sudah ditunggu oleh raksasa Timur Tengah lainnya, Irak pada Minggu (12/10/2025) Dini hari, WIB. Pertandingan ini bukan sekadar laga lanjutan, melainkan penentu asa terakhir menuju Piala Dunia 2026.
Karakter Permainan dan Ancaman Irak
Irak datang dengan formasi 4-2-3-1. Mereka dikenal sebagai tim dengan karakter lebih fisikal dibanding kebanyakan tim Timur Tengah lainnya, bahkan lebih keras jika disandingkan dengan Arab Saudi yang baru saja dihadapi Indonesia.
Permainan mereka lugas, langsung, dan tak ragu memanfaatkan duel udara sebagai senjata utama. Bola-bola panjang yang kerap dilayangkan bukan tanpa alasan. Dengan barisan pemain berpostur menjulang, Irak memiliki keunggulan yang bisa mematikan dari situasi set-piece maupun crossing terbuka.
Selain itu Aymen Hussein striker yang dimiliki Irak, merupakan Stiker no 9 yang baik, ia kerap turun menjemput bola ke ruang antar lini. Serta memiliki postur serta kontrol yang kuat dengan bola. Second ball akan menjadi krusial, sebab Irak kuat dalam duel, memenangkan bola.
Belum lagi, mereka memiliki winger-winger yang cepat, setiap winger memiliki instruksi yang berbeda, winger kiri Ali Jasim inverted masuk ke dalam, sedangkan winger kanan Yousef Amn lebih lebar. Memberikan ruang untuk fullback berkontribusi menyerang dalam menusuk dan memberikan umpan silang.
Pendekatan Kluivert Menghadapi Irak
Timnas Indonesia diprediksi akan kembali menggunakan formasi 4-2-3-1, seperti saat menghadapi Arab Saudi. Namun, evaluasi dari laga sebelumnya menunjukkan perlunya perubahan di lini tengah. Duet Marc Klok dan Pelupessy di double pivot terbukti kurang dinamis dalam mengalirkan bola dan menutup ruang.
Patrick Kluivert kemungkinan besar akan mencoba variasi baru dengan memainkan Tom Haye sejak awal, berduet bersama Pelupessy. Haye, yang dikenal memiliki kreativitas dan visi terbaik di lini tengah, dapat menjadi kunci untuk mempercepat sirkulasi bola dan membangun serangan dari area sentral.
Serangan Indonesia yang sebelumnya bertumpu pada sisi kanan lewat kombinasi Miliano dan Yakob Sayuri, bisa menjadi jalur utama untuk menembus pertahanan Irak. Hal ini karena fullback kiri Irak sering naik tinggi dalam fase menyerang, meninggalkan ruang yang dapat dimanfaatkan lewat transisi cepat dan overlap. Umpan direct dari lini tengah ke area tersebut bisa menjadi kunci dalam menciptakan peluang, terutama ketika Irak kehilangan keseimbangan di lini belakang.
Di sisi lain, Indonesia juga perlu memaksimalkan kelemahan Irak pada duel udara di area pertahanan. Meskipun Irak sering memulai serangan melalui bola-bola panjang, mereka justru kerap kesulitan mengantisipasi ancaman yang sama, terutama dari situasi open play maupun set piece. Dengan presisi umpan dan agresivitas di depan gawang, Indonesia punya peluang untuk menciptakan momen berbahaya dari bola-bola atas tersebut.
Kunci Petandingan
Laga antara Irak dan Indonesia akan sangat ditentukan oleh bagaimana kedua tim mengelola lini tengah dan transisi. Irak dikenal solid dalam duel fisik dan cepat dalam menekan setelah kehilangan bola, sementara Indonesia perlu bermain lebih tenang dalam mengalirkan bola serta disiplin dalam menjaga jarak antar lini.
Kunci utama bagi Indonesia adalah memenangkan duel kedua (second ball). Irak kerap mengandalkan bola-bola panjang dan duel udara, sehingga jika Indonesia mampu merebut bola pantul dengan cepat, peluang untuk melakukan serangan balik terbuka lebar. Di sisi lain, Tom Haye akan memegang peranan penting dalam menjaga tempo permainan dan menjadi penghubung antara lini bertahan dan menyerang.
Selain itu, efektivitas di area sayap kanan bisa jadi pembeda. Irak yang sering kehilangan keseimbangan ketika fullback-nya naik menyerang, bisa dieksploitasi lewat kecepatan Yakob Sayuri dan Miliano, terutama ketika Indonesia memanfaatkan ruang di belakang garis pertahanan mereka.
Player To Watch
Salah satu pemain di sebuah tim yang sedang memiliki performa terbaik, kadang dapat menjadi kunci untuk memperoleh kemenangan.Â
Arab Saudi, memiliki salah satu pemain yang mesti diwaspadai oleh Indonesia. Aymen Hussein, striker andalan Irak yang menjadi top skor timnas di kualifikasi Piala Dunia. Kemampuan duel udara yang kuat, Hussein bukan hanya ancaman di kotak penalti, tapi juga piawai menahan bola dan membuka ruang bagi rekan setimnya. Indonesia perlu mewaspadai pergerakannya terutama dari umpan silang dan situasi bola mati.
Sedangkan di Indonesia  Tom Haye, sang jenderal baru di lini tengah Indonesia.  menawarkan visi, passing range, dan ketenangan dalam mengatur tempo sesuatu yang sangat dibutuhkan Garuda untuk menghadapi pressing tinggi Irak. Jika Haye bisa mendikte permainan dan menjaga ritme serangan, peluang Indonesia menciptakan momentum terbuka lebar.
Head to Head Irak vs Indonesia
Dalam tiga pertemuan terakhir, Irak masih menjadi lawan yang sulit ditaklukkan oleh Indonesia. Garuda belum sekalipun meraih kemenangan, dengan seluruh laga berakhir untuk keunggulan Irak.
Laga ini, bukan sekadar soal tiga poin. Bagi Indonesia, laga ini merupakan penentu, pertandingan yang mesti di menangkan mati-matian, bagaimana pun caranya. Laga yang merupakan penentu untuk Indonesia tetap menjaga asa bermain di Piala Dunia 2026.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI