Mohon tunggu...
Riro Adnan Saputro
Riro Adnan Saputro Mohon Tunggu... Seorang yang iseng menulis dengan biasa-biasa saja melalui kacamata sempit permainan sepak bola

Haloo, Terimakasih sudah mampir di halaman profil saya. Mari berkenalan sedikit, saya seorang yang biasa-biasa saja, meskipun begitu hidup tetap mesti berjalan. Terakhir saya seorang fans Manchester United garis keras.!

Selanjutnya

Tutup

Bola

Menjelang BRI Super League, Tunggakan Gaji Hingga Larangan Suporter Tandang Menjadi Sorotan

13 Agustus 2025   21:06 Diperbarui: 13 Agustus 2025   21:06 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yunus Nusi (kiri) dan Ferry Paulus (kanan), saat sesi Press Conference terkait National Dispute Resolution Chamber Indonesia (NDRC) (Bola.com)

Wajah Baru, Masalah Lama di Kompetisi Sepak Bola Nasional

Kompetisi sepak bola Indonesia kembali hadir dengan wajah baru. BRI Super League, lengkap dengan identitas visual yang mengusung semangat profesionalisme dan modernisasi. Perubahan ini diharapkan menjadi langkah positif dalam tata kelola kompetisi nasional. Namun dalam euforia tersebut, persoalan klasik kembali muncul bersamaan, tunggakan gaji pemain serta larangan suporter tandang.

Berdasarkan laporan APPI (Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia), terdapat empat klub Super League yang menunggak gaji 15 pemain dengan total mencapai 4,3 M. Meskipun jumlah tersebut dapat dibilang tidak lebih besar dari musim-musim sebelumnya, namun angka ini tetap menjadi cerminan lemahnya tata kelola keuangan di sejumlah klub sepak bola profesional Indonesia yang tidak pernah berubah.

Penunggakan gaji pemain, tidak dapat dipisahkan kepada permasalahan klasik, kerugian finansial setiap klub sepak bola di Indonesia, meskipun kita tidak dapat melihat transparansi setiap klub, namun dalam tiap laporan dan diskusi mengenai industri sepak bola, belum ada yang cakap mengatakan "Untung" saat terjun dalam industri sepak bola nasional.

Menilik berbagai sumber finansial klub sepak bola di berbagai negara, terdapat setidaknya beberapa pilar penting yakni, sponsor, pendapatan hak siar, penjualan merchandise, hingga tiket pertandingan. Di Indonesia sendiri kita bisa melihat pilar mana yang sudah berjalan optimal, bahkan mungkin ada yang belum dapat berjalan sama sekali.

Gaji Tinggi, Market Value Fantastis, dan Minim Pemasukan

Salah satu hambatan terbesar menjelang bergulirnya kompetisi yang katanya super, adalah larangan supporter tandang, dimana larangan tersebut diucapkan langsung oleh Direktur Utama I.League Ferry Paulus, yang beralasan bahwa larangan tersebut langsung diberikan oleh FIFA, namun hingga kini belum ada statement resmi dari otoritas tertinggi sepak bola Internasional tersebut, begitu juga dengan transparansi surat resminya.

Hal tersebut merupakan tamparan telak bagi pihak penyelenggara serta setiap klub sepak bola Indonesia, sebab larangan tersebut berdampak kepada match revenue terhadap pendapatan, serta faktor-faktor lain seperti daya tarik atmosfer kompetisi itu sendiri serta melemahnya hubungan basis antar suporter. Padahal di berbagai liga dunia, laga away justru menjadi kesempatan bagi klub untuk memperluas pasar, memperkuat relasi dengan basis suporter luar kota, menambah eksposur media, hingga mendongkrak nilai sponsor lokal. Hal tersebut jelas berimplementasi terhadap kerugian finansial klub.

Kompetisi yang kompetitif setiap musimnya, memerlukan pemain yang berkualitas, kualitas pemain tentunya didasari dengan harga yang sebanding pula. Berbicara tentang market value pemain Liga 1, tidak dapat dipungkiri jika para pemain memiliki nilai yang fantastis, tidak hanya pemain asing, bahkan untuk pemain lokal, ada yang berada di level yang tidak jarang lebih tinggi dari kualitas yang ditawarkan di lapangan, terutama yang berlabel timnas serta kaya menit bermain, belum lagi jika berbicara bayaran perbulan.

Transparansi, Mediasi, dan Ancaman Hilangnya Identitas Klub

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun