Mohon tunggu...
Ririn FiraTriyani
Ririn FiraTriyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang

Ririn Fira Triyani, biasa dipanggil Ririn. Kelahiran Banyumas, 22 Juni 2004. Saat ini saya tengah menempuh pendidikan sarjana terapan di salah satu Politeknik Negeri terbaik di Indonesia yakni Politeknik Negeri Semarang. Saya mengambil fokus pada Perancangan Jalan dan Jembatan, tahun ini adalah tahun pertama bagi saya untuk menjadi seorang mahasiswa di POLINES. Teknik Sipil memang sudah melekat pada diri saya sejak SMK, tapi beberapa hal lain seperti sastra, musik, film, drama, sudah sangat awam bagi saya karna semua hal tadi adalah hal yang sangat saya sukai. Hobi saya bukanlah menghitung takaran adukan semen dan pasir yang pas untuk membangun sebuah dinding, bukan pula menggambar rancangan jembatan ataupun rumah, melainkan menulis. Saya suka menulis apapun yang ada di dalam pikiran saya, mulai dari curhatan tidak penting, keresahan saya terhadap issue terbaru, hingga khayalan yang berujung pada sebuah cerita pendek. Silahkan buka karya saya, dengan begitu kalian akan tahu jendela mana yang saya tempati dan pemandangan mana yang saya nikmati. Terimakasih^^

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Alat Perbudak Manusia

2 November 2022   18:55 Diperbarui: 2 November 2022   19:06 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Gawai dibuat untuk memudahkan kita dalam melakukan berbagai aktivitas, namun dengan penggunaan yang kurang bijak berbagai dampak negatif dapat kita peroleh dan rasakan. 

Mengutip dari detikINET, terungkap bahwa sekitar 28% kecelakaan yang terjadi melibatkan campur tangan gawai. Angka yang muncul dalam hasil riset National Safety Council ini tentu bukan hal yang sepele. 

Menurut lembaga tersebut, sebanyak 1,4 juta kecelakaan terjadi ketika pengemudi melakukan percakapan lewat gawai, sementara itu 200 ribu kecelakaan terjadi ketika pengemudi sibuk berbalas pesan. 

Penggunaan gawai yang tidak bijak tidak hanya menyebabkan kecelakaan dalam berkendara, bukan tidak mungkin sebuah musibah seperti kebakaran hingga kematian yang disebabkan kecanduan gawai itu sendiri. 

Dari fenomena yang telah terjadi, setiap individu sudah selayaknya meningkatkan kesadaran akan batas -- batas penggunaan gawai dengan tidak menggunakannya terlalu lama. 

Kita dapat memulainya dengan memperbanyak waktu sendiri seperti berjalan jalan, olahraga, memasak, atau melakukan berbagai hal lainnya tanpa melibatkan gawai di dalamnya. 

Kesimpulan dan Solusi

Secara tidak langsung, gawai telah menggantikan fungsi atau peran dari otak manusia. Manusia tidak lagi mengandalkan otak mereka untuk berpikir, melainkan memanfaatkan gawai, karena hampir semua informasi dapat diakses dengan mudah melalui benda mati berbentuk kotak tersebut. Akibat dari ketergantungan gawai, telah banyak dampak buruk yang akhirnya timbul. 

Ketergantungan terhadap alat yang bernama gawai ini menunjukan bahwa manusia telah diperbudak olehnya. Gawai benar benar telah mengambil alih segala rutinitas manusia dari berbagai aspek kehidupan.

Banyak yang tidak peduli akan bahaya yang ditimbulkan oleh penggunaan gawai yang berlebihan. Tanpa sadar, mereka telah kehilangan manfaat dari gawai yang seharusnya menguntungkan justru malah merugikan, bahkan dengan penggunaan yang kurang bijak bisa mencelakakan penggunanya. Perlu diingat bahwa gawai itu hanyalah alat, jangan sampai kita terlena sehingga gawai yang justru memperalat kita. 

Manfaatkan teknologi dengan sebaik -- baiknya agar kita dapat merasakan dampak positif dari perkembangan teknologi modern saat ini dan menjadi generasi yang cerdas dalam memanfaatkan teknologi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun