Tentang perempuan yang menggenggam hatinya menyusuri lorong panjang sebuah gang menembus gelap malam
Sesekali langkahnya terhenti tersandung kerikil jalan yang ia lewatiÂ
Tak lagi dirasakannya luka-luka pada kaki karena berjalan tanpa alas
Tak ada lagi harapan untuk masa depan yang pernah diimpikannya
Nafsu mengatasnamakan cinta telah merenggut segalanyaÂ
Perempuan itu menangis, menjerit meratapi jiwanya yang telah terkoyak
Tak setulus ia mencintai laki-laki itu justru pergi mencari yang lain
Ingin berhenti memberi pada hal yang sudah terlanjurÂ
Kini ia telah berbadan dua, kehilangan peluk hangat keluarga dan orang tua
Tak ada yang bisa menerimanya selain dirinya sendiri ulah dari termakan janji manis
Tanggung jawab itu hanya kata sebelum terjadi setelah akhirnya terjadi justru ia menyalahkan orang lainÂ