Mohon tunggu...
Humaniora

Istilah Alay, Cabe-Cabean dan Terong-Terongan Bukti Terkikisnya Rasa Cinta Tanah Air

19 Juni 2015   05:24 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:41 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada zaman sekarang ini kita sering mendengar istilah yang disebut alay, cabe-cabean, terong-terongan sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan orang yang identik dengan hal-hal norak dan berlebihan dalam bergaya, bertindak dan berperilaku. Banyak orang dengan gampangnya akan mengunakan istilah tersebut untuk menghina gaya orang yang lainnya. Dengan seperti ini maka istilah-istilah tersebut sudah menjadi itentitas tersendiri di Indonesia. tidak sedikit orang yang membanding-mbandingkan gaya anak-anak Alay dengan gaya dari negara lain dan membuat gaya alay menjadi gaya yang buruk. Namun sebenarnya yang tidak benar itu anak-anak yang sering menyandang predikat Alay, cabe-cabean, terong –terongan atau itilahnya yang salah digunakan. Tanpa mereka sadari dengan memberikan istilah tersebut dan mengidentikan pada hal-hal yang negatif dan dianggap memalukan meratelah mulai mengikis rasa nasionalismenya.

Kenapa demikian? Itu karena dengan memberikan label negatif dengan menggunakan istilah-istilah seperti itu maka dapat mnyimpulakan bahwa indonesia memiliki sisi yang seperti itu. Menghina orang-orang dengan menggunakan istilah seperti itu tanpa sadar kita memberikan label pada mereka mengenai hal tersebut. Memang tidak dapat dibilang baik dengan tindakan orang –orang yang terkesan berlebihan tapi bukan berarti orang-orang tersebut tidak lebih baik dari kita yang memberi label istilah –istilah tersebut untuk mereka. menjadi bahan hinaan karena sifat mereka dan menggunakan istilah tersebut sebgai sebuah kata negatif untuk menghinaa seseorang menjadikan kita menghina sesama orang Indonesia.

Fenomena alay, cabe-cabean dan terong-terongan di tengah-tengah kehidupan masayarakat pada era ini menunjukan bahwa orang Indonesia memiliki kecenderungan suka mengolok-olok sesuatu yang sebenarnya berasal dari masyarakat mereka sendiri. Dengan bengitu perasaan tidak seuka dengan istilah-istilah tersebut juga menunjuka berkurang nya rasa cinta tanah air kita. Apabila kita masih memilki rasa cinta tanah air yang tinggi keberadaan orang-orang yang memiliki kecenderungan yang biasa di sebut anak alay tidak menjadi sebuah bahaan hinaan namun sebuah kajian mengapa anak-anak pada masa ini memiliki kecenderungan sperti itu. Mencari sebuh solusi di masyarakat untuk membuat anak-anak penerus bangsa yang memang pantas di banggakan bukan malah menjadikan mereka obyek hinaan secara masal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun