Mohon tunggu...
Rio Yunaris Umbara
Rio Yunaris Umbara Mohon Tunggu... Apoteker - Praktisi Kesehatan

Sudah malang melintang selama 10 tahun lebih di dunia kesehatan terutama Obat-obatan/kefarmasian, hobi menulis artikel kesehatan, membuat orang lain sadar atas pentingnya kesehatan, minat pada bidang farmakologi, fitofarmaka, biologi farmasi, farmasi klinik dan lain-lain

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Farmakogenetik-Farmakogenomik, Era Pengobatan Menuju Precision Medicine

1 Mei 2024   17:43 Diperbarui: 1 Mei 2024   19:04 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapsul dan DNA (Sumber : Freepik)

Bicara mengenai dunia pengobatan, nggak ada habis-habisnya berbagai inovasi yang sudah dikembangkan. Mulai dari pengobatan tradisional sampai pengobatan modern, dari obat-obat herbal sampai obat-obat kimia. Semua dikembangkan demi meraih derajat kesehatan yang setinggi-tingginya . Akhir-akhir ini ada metode pengobatan yang sedang dikembangkan dan menjadi sebuah harapan manusia demi mendapatkan pengobatan yang sesuai dan bisa menekan efek samping merugikan dari suatu obat. Farmakogenetik - Farmakogenomik, suatu metode pengobatan menuju Precision Medicine, yuk kita bahas !

Pengertian Farmakogenetik - Farmakogenomik

Secara terminologis, Saya nggak menemukan istilah tersebut di KBBI (kurang paham penyebabnya apa). Namun di KBBI terdapat istilah Farmakologi yang merupakan induk dari pengertian Farmakogenik - Farmakogenomik itu sendiri. Farmakologi menurut KBBI adalah ilmu tentang interaksi antara obat, sistem, dan proses hidup untuk kepentingan diagnosis, pencegahan, perawatan, dan pengobatan penyakit. Farmakogenetik berasal dari bahasa Yunani, Farmakos / Pharmacon = obat, Genesis / Genos = asal. Dapat dikatakan bahwa Farmakogenetik ada lah ilmu yang mempelajari hubungan antara kecenderungan genetik seseorang dengan respon individu tubuh terhadap suatu obat. Farmakogenomik adalah ilmu yang sama dengan Farmakogenetik, namun memiliki artian yang lebih luas. Menurut Prof. Dr. Med.Sc. Apt. Melisa Intan Barliana, S.Si seorang guru besar Fakultas Farmasi UNPAD bidang biologi farmasi, menuturkan bahwa Farmakogenetik berfokus pada faktor genetik individu, sedangkan Farmakogenomik melihat faktor genetik dalam populasi manusia secara keseluruhan. 

Mengapa ada Farmakogenetik - Farmakogenomik?

Semua berawal dari kurangnya keberhasilan dan tingginya efek samping terapi dari suatu obat. Dikatakan berhasil apabila efek terapi dari suatu obat itu bisa mengurangi / menyembuhkan suatu penyakit. Dan sudah diketahui, bahwa setiap obat itu memiliki efek samping. Setiap individu memiliki respon yang berbeda terhadap obat yang dikonsumsinya, respon farmakologis maupun respon efek sampingnya. Sebagai contoh, ada 2 pasien dengan kondisi hiperkolesterolemia (kelebihan kolesterol dalam darah), mereka diberi pengobatan yang sama, misal : Simvastatin dan dalam durasi pengobatan yang sama juga. Pasien pertama berhasil diobati oleh Simvastatin dengan efek samping yang minimal, sedangkan pasien kedua pengobatan dengan Simvastatin tidak dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darahnya secara signifikan, bahkan efek sampingnya lebih banyak ditimbulkan. Dengan kata lain, pasien kedua tidak cocok  konsumsi Simvastatin untuk pengobatannya. Ini menunjukan bahwa ada faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut dan seharusnya pemberian obat itu tidak mesti diaplikasikan dengan pendekatan "one dose fits all" (satu dosis untuk semua). 

Salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan itu adalah faktor genetik, menurut Prof. Melisa, faktor genetik menjadi kunci keberhasilan pengobatan sebanyak sebanyak 20 - 90%, sehingga Farmakogenetik - Farmakogenomik menjadi concern yang sekarang sedang dikembangkan oleh para peneliti dibidang pengobatan.  

Cara kerja Farmakogenetik - Farmakogenomik

Obat yang diminum perlu dimetabolisme oleh enzim yang terdapat dalam tubuh. Enzim tersebut terdapat dalam materi genetik seseorang, sehingga perlu dilakukan pengambilan sampel yang mirip dengan Tes DNA. Di Indonesia ada beberapa metode pengambilan sampel untuk memperoleh materi genetik, salah satunya metode Swab Buccal dengan cara pengapusan sampel dari rongga mulut (mirip swab pemeriksaan Covid-19). Sampel yang telah didapatkan, kemudian diperiksa dan dicocokan antara enzim dengan substrat obatnya, sehingga setiap individu memiliki profil genetiknya sendiri untuk dicocokan dengan obat yang akan dikonsumsinya. Praktek ini merupakan sebuah personalisasi pengobatan dan diharapkan akan mencapai pengobatan yang presisi (Precision Medicine). 

Tujuan Farmakogenetik - Farmakogenomik

Mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah tujuan utama dari metode pengobatan ini. Untuk mencapai tujuan itu, Farmakogenetik - Farmakogenomik berperan untuk meningkatkan efektivitas obat sehingga mendapatkan efek terapi yang maksimal dan mengurangi / menghindari efek samping atau reaksi obat yang merugikan. Kedepanya diharapkan, pengobatan berorientasi pada Personalized Medicine sehingga Precision Medicine dapat tercapai. Bagi para praktisi kesehatan, metode pengobatan ini akan menggeser pendekatan "one dose fits all" (satu dosis untuk semua) yang memilik potensi tidak terobatinya suatu penyakit, kearah pengobatan yang lebih presisi dan menghilangkan praktek mencoba-coba dalam meresepkan obat yang memiliki potensi tingginya angka toksisitas (keracunan) obat terhadap tubuh. 

Di masa mendatang, diprediksikan bahwa metode pengobatan Farmakogenetik - Farmakogenomik dalam sistem pelayanan kesehatan akan mendatangkan keuntungan dari sisi pengurangan biaya akibat munculnya efek samping / reaksi obat yang merugikan dari terapi obat tertentu. Dengan dilakukanya sekali pemeriksaan genetik sejak bayi, maka data tersebut menjadi dasar personalisasi terapi. Namun untuk perhitungan keuntungan dan biaya masih perlu diiteliti lebih lanjut, mengingat biaya pemeriksaan genetik yang tidak murah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun