Mohon tunggu...
Nova Rio Redondo
Nova Rio Redondo Mohon Tunggu... #Nomine Best Student Kompasiana Award 2022

Mahasiswa Teknologi Informasi UIN Walisongo Semarang. Personal Blog: novariout.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dunia Lebih Membutuhkan Peter Parker daripada Spider-Man

30 Mei 2025   09:51 Diperbarui: 30 Mei 2025   09:51 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peter Parker tidak akan membalas dendam meski bisa. Ia tidak akan meninggalkan seseorang hanya karena tak menguntungkan. Ia tetap peduli bahkan ketika hatinya sendiri sedang kosong. Dan itu adalah kekuatan paling langka yang dimiliki manusia.

Itulah kenapa jika suatu saat benar-benar ada Spider-Man yang lahir di dunia nyata, kita harus berharap dia tidak hanya mewarisi kekuatannya, tapi juga hatinya.

Dunia saat ini tidak butuh lebih banyak pahlawan berotot. Kita butuh lebih banyak manusia yang bisa menjaga hati.

Maka jika hari ini kamu merasa bukan siapa-siapa, tidak dipuja, tidak dianggap, bahkan sering gagal, ingatlah Peter Parker. Dia pun seperti itu.

Godaan Venom untuk Menjadi Gelap

Peter Parker (Venom) | thedirect.com
Peter Parker (Venom) | thedirect.com
Ada satu bagian penting dalam perjalanan Peter Parker yang jarang dibicarakan secara mendalam, yaitu saat ia dirasuki Venom.

Simbiot hitam itu bukan hanya mengubah warna kostumnya, tapi juga hampir menghancurkan sisi baik dalam dirinya. Ia jadi lebih kuat, lebih cepat, lebih agresif. Tapi juga jadi lebih kasar, lebih egois, dan semakin menjauh dari siapa dirinya sebenarnya.

Venom bukan hanya makhluk luar angkasa. Ia adalah simbol dari ego, dendam, dan keinginan untuk membalas sakit hati dengan kekuatan.

Saat Peter memakainya, dia merasa tak terkalahkan. Tapi perlahan, dia kehilangan siapa dirinya. Ketika dia menyakiti orang lain, dia menyadari bahwa kekuatan bukan segalanya. Yang lebih penting adalah bagaimana kita menggunakannya.

Bukankah kita juga sering mengalami hal yang sama?

Kita tahu rasanya digoda untuk membalas ketika disakiti. Kita ingin terlihat kuat saat diremehkan. Kita ingin menang dengan cara apa pun. Tapi seperti Peter, jika kita membiarkan "Venom" menguasai kita, bisa jadi kita menang dari luar namun kalah dari dalam.

Peter akhirnya menolak kekuatan gelap itu, meski berarti ia harus kembali lebih lemah. Tapi ia memilih untuk kembali menjadi manusia, bukan monster. Dan itu adalah kemenangan yang sesungguhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun