Mohon tunggu...
Nova Rio Redondo
Nova Rio Redondo Mohon Tunggu... #Nomine Best Student Kompasiana Award 2022

Mahasiswa Teknologi Informasi UIN Walisongo Semarang. Personal Blog: novariout.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bukber itu Untuk Buka Puasa Bukan Buka Aib

16 Maret 2025   21:46 Diperbarui: 16 Maret 2025   21:46 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agar bukber benar-benar membawa berkah dan tidak menjadi ajang membuka aib, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:

Pilih Topik Pembicaraan yang Positif 

Daripada membahas kehidupan orang lain, lebih baik berbicara tentang hal-hal yang bisa memberi inspirasi. Misalnya, pengalaman berpuasa tahun ini, rencana ibadah setelah Ramadan, atau berbagi ilmu yang bermanfaat.

Jangan Takut Mengalihkan Pembicaraan

Jika dalam percakapan mulai mengarah ke ghibah, cobalah mengalihkan topik dengan cara yang santai. Misalnya, bisa dengan mengatakan, "Eh, ngomong-ngomong, gimana rencana mudik tahun ini?" atau yang lain, yang sekirannya nyambung.

Jaga Niat dari Awal

Sebelum datang ke bukber, luruskan niat bahwa tujuannya adalah untuk bersilaturahmi dan mempererat persaudaraan, bukan untuk ajang pamer atau membicarakan orang lain.

Buat Bukber yang Lebih Bermakna

Jika menjadi penyelenggara bukber, buatlah acara yang lebih berisi, misalnya dengan mengadakan sesi sharing, tadarus bersama, atau berbagi makanan dengan mereka yang membutuhkan.

Jadikan Bukber sebagai Ladang Pahala, Bukan Dosa  

Bukber seharusnya menjadi momen untuk merayakan kebersamaan, bukan ajang untuk menguliti kehidupan orang lain. Ghibah mungkin terasa ringan di lidah, tapi dampaknya bisa sangat besar, baik untuk diri sendiri maupun bagi orang yang dibicarakan.

Buka puasa bersama itu indah, jika yang dibuka adalah pintu maaf, bukan aib sahabat. Sebuah pertemuan akan bermakna jika yang kita bagi adalah kebaikan, bukan keburukan orang lain.

Buka puasa seharusnya menutup kelaparan, bukan membuka keburukan orang lain. Kadang obrolan tak sadar melenceng, dan ghibah pun terucap tanpa niat buruk. Jika pernah menyakiti, saya mohon maaf sebesar-besarnya.

Begitupun saya. Kadang lidah lebih cepat daripada akal sehat, dan saya sadar mungkin pernah keceplosan. Dari hati yang paling dalam, saya meminta maaf. See you. Amigos.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun