Coba bayangkan sebentar: Anda sedang duduk di depan meja kerja dengan semangat membara. Inspirasi menyala seperti kembang api di malam tahun baru.
Anda merasa tak terbendung. Hari itu, Anda berjanji akan mulai berolahraga setiap hari, menulis jurnal harian, dan membaca satu buku setiap minggu.
Namun, seminggu kemudian, semangat itu memudar. Motivasi yang dulu menggebu-gebu kini hanya menjadi kenangan. Lalu semua kembali ke kebiasaan lama, mengabaikan rencana besar yang pernah Anda buat.
Hal itu adalah motivasi. Motivasi itu seperti percikan api, cepat menyala, tetapi juga cepat padam. Di sisi lain, ada satu elemen yang jauh lebih kuat, lebih tahan lama, dan lebih berdampak dalam jangka panjang, yaitu adalah konsistensi.
Motivasi Itu Fana, Konsistensi Itu Abadi
Dilansir dari Britannica motivasi adalah kekuatan yang bekerja pada atau di dalam diri seseorang untuk memulai perilaku. Motivasi bisa datang dan pergi. Kadang kita merasa sangat bersemangat, kadang kita malas bahkan untuk bangun dari tempat tidur.
Jika seseorang hanya mengandalkan motivasi, maka orang tersebut akan terjebak dalam siklus yang berulang, semangat tinggi di awal, tetapi gagal mempertahankan momentum.
Sebaliknya, konsistensi tidak bergantung pada perasaan sesaat. Konsistensi adalah tentang tetap melakukan sesuatu, baik saat Anda merasa termotivasi maupun tidak.
Saya beranggapan. Orang-orang yang sukses dalam berbagai bidang bukanlah mereka yang selalu termotivasi, melainkan mereka yang tetap melakukan sesuatu meskipun mereka tidak ingin melakukannya.
Kebiasaan Kecil Mampu Berdampak Besar
Dalam bukunya Atomic Habits, James Clear menjelaskan bahwa perubahan besar sering kali berasal dari kebiasaan kecil yang dilakukan secara konsisten.
Sebuah kebiasaan kecil yang dilakukan setiap hari akan menumpuk seiring waktu dan menciptakan dampak luar biasa.