Mohon tunggu...
Nova Rio Redondo
Nova Rio Redondo Mohon Tunggu... #Nomine Best Student Kompasiana Award 2022

Mahasiswa Teknologi Informasi UIN Walisongo Semarang. Personal Blog: novariout.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengapa Konsistensi Lebih Penting daripada Motivasi?

22 Februari 2025   09:05 Diperbarui: 23 Februari 2025   17:13 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Consistency (Konsistensi) VS Motivation (Motivasi) | Dokpri (Nova Rio Redondo)

Misalnya, jika seseorang membaca hanya 10 halaman buku setiap hari, dalam satu tahun orang tersebut bisa menyelesaikan lebih dari 10 buku. Jika seseorang menulis 200 kata setiap hari, dalam enam bulan maka sudah memiliki naskah buku.

Jika kita berolahraga 15 menit sehari, tubuh kita akan jauh lebih sehat dalam beberapa bulan bulan ke depan. Semua ini terjadi bukan karena motivasi sesaat, tetapi karena konsistensi.

Atau lebih mudahnya, daripada langsung olahraga 1 jam, mulai dengan 5 menit setiap hari. Daripada bertekad membaca satu buku dalam sehari, cukup baca 5 halaman. Daripada ingin langsung menulis 1.000 kata, cukup tulis 100 kata setiap hari.

diantara dari kita mungkin masih banyak yang belum membaca bukunya tapi sering membaca beberapa kutipannya, termasuk saya sendiri salah satu orang yang belum pernah membaca buku tersebut secara keseluruhan.

Konsistensi Membentuk Identitas Diri

Saat seseorang terus melakukan suatu hal secara konsisten, itu akan menjadi bagian dari identitasnya. 

Misal, jika Anda rutin berlari setiap pagi, lama-kelamaan Anda akan melihat diri Anda sebagai seorang pelari. Jika Anda menulis setiap hari, Anda akan mulai menganggap diri Anda sebagai seorang penulis.

Jangan remehkan identitas yang terbentuk dari konsistensi, karena Identitas yang terbentuk dari konsistensi jauh lebih kuat dibandingkan motivasi yang hanya bersifat sementara.

Sebaliknya, jika seseorang hanya mengandalkan motivasi, orang tersebut akan terus merasa seperti orang yang sedang mencoba sesuatu, bukan sebagai orang yang benar-benar hidup dalam kebiasaan tersebut.

Beberapa hal penting seperti, Menetapkan tujuan yang realistis, membuat kebiasaan yang mudah dimulai, itu sangat penting untuk menjaga konsistensi. Gunakan juga sistem, jangan sekedar niat, dan jangan terlalu prefeksionis untuk memulainya.

Kesimpulan

Motivasi memang bagus sebagai pemantik awal, tetapi tanpa konsistensi, motivasi tidak ada artinya. Jika ingin sukses dalam jangka panjang, fokuslah untuk tetap melakukan sesuatu meskipun kita tidak sedang termotivasi.

Dampak atomic habit sudah saya alami sendiri saat sedang mengerjakan skripsi dan menulis. Dulu, hampir setiap hari selama lebih dari empat bulan saya selalu pergi ke perpustakaan hanya untuk mengerjakan skripsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun