Mohon tunggu...
Nova Rio Redondo
Nova Rio Redondo Mohon Tunggu... Mahasiswa - #Nomine Best Student Kompasiana Award 2022

Mahasiswa Teknologi Informasi UIN Walisongo Semarang. Personal Blog: novariout.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimana Obsesi Kebahagiaan Dapat Berbahaya bagi Seseorang

5 Mei 2023   21:33 Diperbarui: 5 Mei 2023   21:39 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustration: The obsession with happiness can lead to sorrow | hillymag.com

Kamis pagi sebelum berangkat ke kampus untuk menunaikan kewajiban, tidak sengaja diri ini melihat sebuah kalimat sederhana yang intinya adalah bahwa memaksakan diri untuk selalu bahagia bisa membuat emosional kita terganggu.

Setelah ditelusuri ternyata kalimat tersebut merupakan ucapan dari profesor psikologi yang berasal dari Denmark.

Walaupun ucapan tersebut terlihat simple dan sangat sesuai dengan yang kita semua alami, nyatanya masih banyak orang yang meyakini bahwa hidupnya harus penuh dengan kebahagiaan kapanpun dan dimanapun.

Menurut profesor Denmark obsesi sesorang terhadap kebahagiaan bisa memiliki sisi gelap yang serius. Profesor yang Bernama Svend Brinkmann dari Aalborg University tersebut mengatakan bahwa memaksakan diri untuk selalu bahagia bisa membuat kita terhambat secara emosional.

Terlebih lagi, kebahagiaan bukanlah respon yang tepat untuk semua situasi dalam hidup. Dalam menjalani hidup kita juga butuh rasa sedih, marah, jijik, dan juga takut, kurang lebih sama seperti sebuah film Inside Out yang disutradarai Pete Docter.

Dia juga pernah berkata "Saya percaya pikiran dan emosi kita harus mencerminkan dunia. Ketika sesuatu yang buruk terjadi, kita harus dibiarkan memiliki pikiran dan perasaan negatif tentang hal itu karena itulah cara kita memahami dunia." Begitulah kurang lebih arti ucapan dar Sven yang dilansir dari qz.com.

Perkataan tersebut memang sangat bisa diterima oleh pikiran. Setiap manusia juga harus hidup dengan emosi negatif dan emosi positif. Svend Brinkmann juga percaya bahwa dengan berusaha mati-matian untuk selalu bahagia, ketika sesuatu yang buruk terjadi, kita tidak akan mampu mengatasinya.

Kekhawatiran tertinggi dalam masyarakat adalah saat mencapai titik di mana orang bahkan tidak merasa dapat mendiskusikan kekhawatiran dan masalah mereka dengan teman-teman mereka sendiri karena mereka pikir mereka perlu berpura-pura semuanya baik-baik saja setiap saat.

sad man comforted by his friend | theblanchardinstitute.com
sad man comforted by his friend | theblanchardinstitute.com

Seseorag yang memiliki gagasan mendasar bahwa siapa pun dapat membuat dirinya sendiri merasa bahagia menyiratkan bahwa orang yang tidak bahagia harus disalahkan atas kemalangan mereka sendiri, sepertinya kurang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun