Mohon tunggu...
Rio Nizar Firdauzi
Rio Nizar Firdauzi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Selalu berusaha untuk menjadi lebih baik lagi

Selanjutnya

Tutup

Money

Tidak Perlu Menunggu Tua Untuk Menjadi Pemimpin

12 Oktober 2011   02:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:04 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi pemimpin harus tunggu umur 40 tahun ke atas ? wah itu sudah tidak jaman lagi. Memang dulu orang-orang lebih banyak mengangkat seorang pemimpin baik itu di suatu perusahaan, instansi pemerintahan, ataupun lainnya berdasarkan senioritasnya. Hal ini dengan anggapan bahwa semakin senior seseorang maka hampir dipastikan semakin matangnya seseorang itu. Namun apakah hal itu masih berlanjut hingga kini ? memang ada yang masih berlanjut, tapi banyak juga yang sudah berubah. Anak-anak muda yang umurnya 30 tahun ke bawah saat ini sudah banyak yang dipercaya untuk menghandle atau memimpin suatu perusahaan atau bahkan instansi. Apakah bisa mereka ? Pasti bisa, karena suatu perusahaan atau instansi tentunya tidak akan segampang dan asal memilih anak-anak muda tersebut untuk menghandle bisnis unitnya. Suatu perusahaan atau instansi pasti akan melakukan fit and proper test dahulu sebelum memutuskan promosi atau pengangkatan tersebut. Lalu bagaimana caranya untuk bisa menjadi pemimpin muda ? Untuk menjadi pemimpin muda tidak perlu harus ahli di semua bidang / departemen, hanya ahli di beberapa bidang saja dan mengetahui flow kerja bidang-bidang yang lain saja sudah cukup. Misalnya di suatu bisnis unit ada bagian sales, operation, dokumen, keuangan, IT, Quality, maka tidak perlu menguasai semuanya. Cukup ahli di sales dan operation saja atau lainnya, sedangkan untuk bagian yang lain yang kurang ahli maka harus kita ketahui prosedurnya dan realisasi kerjanya di lapangan. Cukup itu saja ? Belum cukup itu saja, yang pasti sebagai calon pemimpin muda harus mempunyai jiwa leadership yang cukup bagus, bisa bekerja secara teamwork, mau berusaha keras, bisa menganalisa data dan membuat keputusan. Nah membuat keputusan inilah yang sedikit sulit karena berdampak kepada tanggung jawab. Jadi sebelum mengambil keputusan perlu mempertimbangkan efek positif dan negatifnya untuk semua bagian dan bisnis unit serta pastinya tidak melenceng jauh dari prosedur. Kalau menurut kita lebih banyak pada efek positifnya maka kita langsung saja ambil keputusan. Namun apabila bagaimanapun juga akan berdampak negatif (misal timbul biaya), maka ambil keputusan yang paling minim mengakibatkan efek negatifnya. Tapi jangan lupa ajak semua tim untuk berdiskusi. Lalu bagaimana caranya pemimpin muda menghadapi dan memimpin orang-orang yang lebih tua / senior ? Memang ini  menjadi suatu konflik yang akan mucul bagi semua pemimpin muda, karena orang-orang yang lebih senior menganggap pemimpin muda tersebut masih bau bawang dan belum makan asam garam seperti yang dialami oleh sang senior. Tidak perlu makan asam dan garam kalau ada burger yang cepat saji, benar tidak ? Pemimpin muda bisa mengatasi kekurangan pengalaman itu dengan cara banyak belajar ke semua orang termasuk senior-seniornya. Jangan pernah ada anggapan di diri kita sendiri bahwa kita sebagai pimpinan pasti lebih pinter dari yang lain, karena belum tentu seperti itu. Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang bisa memanfaatkan kepinteran orang-orang lain. Jadi sering-seringlah ajak para senior untuk berdiskusi. Apabila sang senior salah, maka jangan langsung disangkal. Kita bisa merubah cara atau pemikirannya yang salah secara perlahan-lahan dengan memberikan gambaran-gambaran yang secara tidak sadar akan mengakibatkan sang senior dengan sendirinya mengatakan kepada kita bahwa "Ya, Kamu benar". So, apakah masih harus menunggu menjadi tua untuk menjadi pemimpin ?

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun