Mohon tunggu...
Rio Fibriawan
Rio Fibriawan Mohon Tunggu... -

menjadi baik itu pilihan, tapi untuk menjadi baik itulah perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nasib Permainan Tradisional di Era Modern

20 Mei 2012   09:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:04 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kita hidup di Indonesia dengan beraneka ragam budaya dan tradisinya mulai dari bahasa sampai permainan-permainan tradisionalnya. Bagi mereka yang hidup didesa tentunya sangat familiar dengan permainan-permainan tradisional yang biasanya memang banyak tumbuh dan berkembang didesa, namun tidak menutup kemungkinan juga bagi mereka yang tinggal dikota untuk mengenal macam-macam permainan tradisional. Banyak sekali jenis permainan ini sebut saja namanya dakon, petak umpet, kasti, gatheng, bekel, gobak sodor, ingkling dan masih banyak lagi. Belum lagi ditambah mainan-mainan buatan sendiri seperti mobil-mobilan yang dibuat dari kulit jeruk bali, ada lagi pisto-pistolan yang dibuat dari cabang bambu yang kecil-kecil (carang), dan masih banyak lagi mainan-mainan kreatif yang lain.

Rata-rata permainan-permainan tersebut ialah permainan yang sering dimainkan orang tua kita pada masanya. Sekarang permainan-permainan sudah banyak yang ditinggalkan, memang masih ada sebagian kecil dari generasi sekarang yang masih menikmati permainan-permainan seperti itu, tetapi rata-rata sudah mulai tergantikan oleh permainan-permainan modern. Sekarang permainan-permainan modern seperti playstation dan game online telah banyak tersebar bahkan tak hanya dikota saja tetapi telah masuk desa. Sakarang mobil-mobilan dari kulit jeruk bali yang sering dibuat oleh orang tua kita dulu telah tergantikan oleh mobil-mobilan plastik, lebih ironis lagi itu semua ternyata impor dari Cina bukan bikinan anak negri. Permainan-permainan seperti itu saat ini mirip seperti jamur dimusim hujan, cepat sekali berkembang dan banyak tersebar. Sepertinya play station, game online, dan berbagai jenis mainan modern ini sudah sangat merakyat, terbukti dari kalangan apa saja dapat memainkannya bahkan mampu untuk membelinya.

Permainan tradisional yang beraneka ragam jenisnya tersebut sebagian besar tidak ada yang dapat dimainkan sendiri, sehingga harus dimainkan bersama. Contohnya saja bermain gobak sodor yang dimainkan oleh dua kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari lima pemain, sehingga permainan ini harus dimainkan oleh sepuluh pemain. Mungkin karena pengaruh dari bermain saat masih kecil yang sarat kebersamaan sehingga sampai saat ini ikatan emosional diantara mereka masih kuat. Berbeda dengan permainan modern, sebagian besar justru bisa dimainkan sendiri. Tengok saja playstation, sebagian besar permainan yang disuguhkan bisa dimainkan sendri meskipun ada juga yang dapat dimainkan bersama namun jumlahnya sangat terbatas. Mungkin karena jenis permainan modern yang dapat dimainkan sendiri ini banyak dari generasi muda sekarang cenderung individualis.

Jika dilihat lebih dalam lagi orang tua kita dulu daya kreatifitasnya sangat tinggi. Terbukti dulu banyak sekali mainan-mainan itu yang dibuat sendiri dengan bahan-bahan sederhana namun fungsinya tak kalah dengan yang buatan pabrik. Mungkin karena desakan ekonomi pada masa itu sehingga memaksa mereka untuk memutar otak agar dapat memainkan permainan yang sama fungsinya dengan mainan pabrik yang harganya tak terjangkau. Justru kelihatan berbanding terbalik dengan sekarang yang banyak mainan pabrik. Dulu jika ingin mempunyai mainan harus membuat dulu dan jika rusak harus memperbaiki atau membuat lagi, berbeda dengan sekarang, anak-anak sekarang jika ingin mempunyai mainan tinggal membeli saja, kalaupun mainan tersebut rusak mereka tidak memilih untuk memperbaiki tetapi justru lebih banyak yang memilih membeli lagi.

Sungguh ironi ketika permainan tradisional kita yang asli produk anak negri justru tergeser oleh permainan modern. Lebih ironi lagi ketika permainan modern tersebut harus diimpor dari luar negeri. Nampaknya perlu adanya upaya pelestarian permainan tradisional, tidak harus benar-benar tradisional namun tetap mengedepankan edukasi agar manfaat yang didapat dari permainan itu tidak hanya hiburan saja.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun