Mohon tunggu...
Rinto Namang
Rinto Namang Mohon Tunggu... -

Mahasiswa STF Driyarkara

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

"The Privileged Planet": Mengungkap Eksistensi Allah (?)

29 Januari 2014   19:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:20 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam sejarah perkembangan sains, yang menjadi pusat tata surya (solar system) adalah bumi, terutama oleh teori yang dirintis Aristoteles dan dilanjutkan oleh Ptolomeus. Bumi menjadi pusat (geosentrisme) dan bintang, matahari, planet-planet lainnya berputar mengelilingi bumi dalam orbitnya. Hipotesis tersebut terbantahkan setelah Nicolaus Copernicus, lewat suatu observasi astronomis, memberikan suatu penjelasan saintifik yang membalikan pandangan tersebut. Menurutnya, bukan bumi yang menjadi pusat melainkan matahari yang menjadi pusat (heliosentrisme) tata surya. Argumen tersebut didukung oleh Galileo Galilei pada abad ke-15 melalui pengamatan teleskopis.

Film The Privileged Planet, sedikit banyak memberikan kepada kita uraian tentang realitas alam semesta ini sebagai suatu entitas yang terarah kepada sesuatu di luar dirinya. Film tersebut secara tegas mau mengatakan bahwa peran sains dan teknologi sangatlah berpengaruh dalam pemahaman manusia akan alam semesta. Lewat kemajuan sains dan teknologi, manusia dapat mengobservasi fenomena-fenomena alam, planet-planet selain bumi, dlsb., sekaligus menegaskan pendapat Copernicus tentang heliosentrismenya. Intinya, kemajuan sains dan teknologi dapat kita pandang sebagai suatu pencerahan, yang melaluinya (salah satu saja!), kita dapat memahami kebenaran hipotetis dari alam semesta yang telah dikumandangkan sejak Copernicus hingga saat ini.

Namun, kemajuan sains dan teknologi sebagai sebuah terobosan bagi pemahaman manusia akan alam semesta menyisahkan sebuah pertanyaan besar dalam refleksi filosofis tentang Tuhan: Apakah dengannya eksistensi Tuhan dapat dibuktikan (secara empiris)? Secara langsung kasat mata (maupun dengan alat teknologis), kita tidak dapat membuktikan akan eksistensi Tuhan namun ilmuwan-ilmuwan dalam The Privileged Planet, Jay Richards dan Guillermo Gonzales misalnya, menyatakan bahwa alam raya kita ini adalah suatu ketertalaan/tertata secara persis terinci (fine tuned).[1] Fine tuned inilah yang memungkinkan alam semesta termasuk manusia ada, segala sesuatu dapat ada dan berjalan sebagaimana mestinya. Artinya, jika terjadi sedikit saja pergeseran di alam semesta ini maka mustahil alam semesta ini ada.[2]John Leslie memberi perkiraan kementakan (probability), bahwa alam raya kita ini halus diperkirakan memiliki kementakan 1 di antara 10123 kemungkinan, komponen ‘tetapan kosmologis’ yang mendukung ‘inflasi’ kiranya harus saling mengimbangi dengan ketepatan 1 di antara 1050 kemungkinan lain; alam raya antropik kita ini merupakan satu-satunya kemungkinan di antara 10369.000 kemungkinan lain, suatu angka yang tak terbayangkan besarnya.[3]

Richards dan Gonzales, pada akhirnya berhipotesa bahwa harus ada “figure intelligent” yang mengarahkan dan menata alam semesta sehingga alam semesta ini terarah dan tertata. Di sinilah kita akan menemukan jalan-jalan terbuka yang mengarahkan kita kepada eksistensi Tuhan, bukan secara empiris tetapi secara teleologis berdasarkan keterarahan dan ketertalaan alam semesta dan secara logis dipahami. Teologi mendapat tempat!

[1] Bdk. Franz Magnis-Suseno, Menalar Tuhan.Kanisius: Yogyakarta, 2006. Hlm. 137

[2] Ibid.

[3] Lih. Frans Magnis-Suseno, “Allah dan Alam: Darwinisme, Creationism, intelligent Design: Sebuah Diskursus Kritis.” Diskursus. Jurnal Filsafat dan Teologi Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara 1 (April 2009). Hlm. 17-18

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun