Baru-baru ini saya mencoba melakukan riset kecil-kecilan kepada beberapa teman yang sering melakukan aktivitas wisata ke berbagai destinasi yang ada di Indonesia bahkan manca negara. Yakni menggali fokus kepada apa yang yang ada di Bali tapi itu tidak ada di Danau Toba? Dan hasilnya lumayan mengejutkan saya. Yakni yang paling membedakan ternyata adalah  SDM-Sumber daya manusia nya.
Dan memang benar ketika saya sendiri adalah orang Sumatera Utara dan saat mencoba mengecek pernyataan mereka dengan apa yang saya temukan di lapangan boleh dibilang begitu adanya.
Misalnya hal paling sederhana saja soal keramahan, mereka mengemukakan bahwa warga Bali khususnya para pelaku wisatanya sangat begitu 'welcome' kepada para wisatawan yang datang. Sementara warga yang ada di sekitar Danau Toba boleh dibilang terkesan cuek dan sedikit kurang peduli.
Tentu ini menjadi PR yang besar bagi kita semua. Khususnya warga Sumut yang mayoritas warganya adalah para kaum milenial.
Potensi Milenial di Sumatera Utara
Berdasarkan Sensus Penduduk di tahun 2020, total warga Sumut hampir 15 juta orang. Dan kaum milenial nya hampir 60 persennya. Diperkirakan jumlahnya sebanyak kurang lebih 9 jutaan orang.
Dengan total hampir 9 jutaan orang bergerak dan katakanlah sepuluh persennya saja yakni sekitar satu juta orang milenial sepakat membangun desanya atau secara khusus membangun Danau Toba yang dikelilingi oleh 6 kabupaten di Sumatera Utara, bayangkan dampak yang diberikan di dalam membangun wisatanya, tentu akan sangat dahsyat bukan?
SDM menjadi kapital yang sangat penting di dalam membangun sebuah industri pariwisata bisa berkembang. Dan boleh dibilang bukan hanya di sektor Pariwisata saja, dalam hal majunya sebuah negara faktor yang paling menentukan sumber daya manusia di negara itu sendiri.