Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan lagi Ambil S2 di Kota Yogya dan berharap bisa sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Banyak Tenaga Medis yang Gugur demi Menyembuhkan Masyarakat dari Wabah Corona

29 April 2020   02:42 Diperbarui: 29 April 2020   02:42 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yesus pernah mengucapkan dalam kitab Injil bahwa tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seseorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Dan pernyataan ini benar adanya dan terbukti saat ini.  Sebab hal itu ditunjukkan oleh para medis kita saat ini yang telah dan terus berjuang di garis depan untuk menolong banyak orang yang terpapar akan virus corona ini.

Sehingga mengingat moment-moment Paskah yang barusan kita lewati bersama di tengah-tengah pandemik corona yang terus merebak. Karena inti dari perayaan paskah tersebut adalah bagaimana Yesus mau mati dan rela di salib untuk menebus dosa-dosa orang yang mau percaya kepadanya.

Kemudian corona yang terus berlanjut juga hingga di moment-moment bulan Ramadhan saat ini. Saat kita mau mematikan kedagingan kita lewat puasa yang sedang kita kerjakan bersama-sama. Memenangkan sisi spiritual kita dibandingkan sisi kedagingan kita di waktu-waktu ini sangatlah tepat. Dan tak mudah sebab tantangannya berlipat karena harus mencari sendiri wajahnya Allah lewat ibadah-ibadah yang tampak tak semarak dan hening karena harus dilakukan secara pribadi-pribadi di rumah kita masing-masing.

Kembali ke topik yang saya bahas bahwa dua pejabat kita saat ini sudah sembuh. Meskipun mungkin ada banyak pejabat lainnya juga yang sembuh, tapi menarik dengan kesembuhan ataupun pemulihan dari dua pejabat kita ini. Pertama ada Bapak Karya Budi Sumadi, Menteri Perhubungan kita. Kedua ada Bapak Bima Arya sebagai Walikota Bogor.

Di tengah-tengah kesembuhan mereka ternyata ada para medis kita yang harus berkorban nyawa mereka sendiri. Tentu tak mudah bagi mereka untuk tidak terpapar saat sedang menolong dan merawat banyak pasien yang terpapar covid 19 ini. Tapi yang namanya tugas dan sebagai orang yang punya dedikasi murni untuk menolong banyak orang lewat kemampuan dan panggilan profesinya, hal tersebut mau tidak mau tetap dipenuhi dan dilakukan.

Dokter Ketty Herawati yang meskipun sudah terbilang sepuh masih mau ambil bagian menolong banyak para pasien covid 19, khususnya saat menolong Bapak Menhub, Karya Sumadi. Kemudian hal yang sama terjadi kepada sosok dokter yang menolong Bapak Bima Arya juga. Mereka harus pergi meninggalkan kita semua.

Total ada 24 dokter ataupun paramedis kita yang meninggal dunia karena telah menolong ataupun terpapar akan pandemik ini. Terakhir satu sosok dokter muda yang harus menunda pernikahannya demi menolong banyak pasien, dirinyapun harus berakhir di dunia ini.

Mereka semua harus meninggalkan atau menanggalkan kepentingan diri sendiri demi menolong banyak orang. Tapi yang menjadi miris saat melihat banyak kita, sebagai masyarakat seakan belum sadar dan tetap ngotot melanggar apa yang sudah dihimbau oleh pemerintah kita. Berdiam di rumah, memakai masker, cuci tangan senantiasa, jaga jarak, dan terakhir supaya tidak mudik dulu.

Bersyukur jika kita memang sembuh saat kita dinyatakan positif, seperti dua sosok pejabat kita ini yang akhirnya bisa terus melanjutkan tugas dan kewajiban mereka,  tapi jika tidak? Kepada Bapak Menhub maupun Bapak Walikota tentu akan jauh lebih menghargai hidup dan akan mengingat bagaimana perjuangannya melawan kematian. 

Meskipun akhirnya ada orang yang harus berkorban demi hidup mereka. Akan jauh lebih bersikap tegas dan akan memberikan sanksi kepada seluruh jajarannya maupun kepada seluruh masyarakatnya,jika tidak mengindahkan apa yang sudah dihimbaukan oleh pemerintah.

Tindakan kecil itupun belum tentu bisa membalas mereka-mereka para medis yang sudah pergi meninggalkan kita semua. Oleh karena itu marilah kita lebih menghargai hidup dan lebih menjaga diri serta mau dengar-dengaran lagi. Demi supaya kita lewat dari pandemik global ini.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun