Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... Pegawai -

wanita muslim, senang menulis, seorang perawat, Pejuang Nusantara Sehat Batch 2 Kemenkes RI. Punya banyak mimpi. twitter: @rintawulandari Karya yang pernah di terbitkan: - Tahun 2011 menulis buku bersama empat orang teman SMA berjudul “Buku Penting SMA” (Pustaka GoodIdea Indonesia), menulis cerita anak berjudul “Pelajaran Buat Kiki” (Lampung Post), cerita anak “Hantu Toilet” ( Lampung Post )- Tahun 2013 menulis antologi kumpulan cerpen berjudul “Dakwah dan Cinta” (Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerita anak berjudul “Pelangi untuk Ananda” ( Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerpen horor berjudul “The Haunted Night” (Meta Kata), antologi kumpulan cerpen horor komedi berjudul “Hantu Koplak in Action” (Publishing Meta Kata), cerpen yang berjudul “Jiwa Yang Luka” menjadi nominasi cerpen Favorite oleh event LMCR Rayakultura Rohto, cerpen berjudul “Cerita Lain pada Pantai Itu” diterbitkan dikoran Dinamika News, antologi kumpulan cerpen "Ruang(tak bernyawa)" oleh Az-Zahra Publisher. Tahun 2014; Cerita Anak Kode Rahasia Dika (Lampung Post), juara 3 even Phobia (Cerpen: Darah? No!)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Hari TBC Internasional: Generasi Segar Bernapas

24 Maret 2015   21:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:05 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_405122" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi - penyebaran informasi tentang TBC lewat brosur. (Kompas/Iwan Setiyawan)"][/caption]

Tangan ditutup ke mulut.. “Uhuk! Uhuk! Uhuk!” tiba-tiba keluar darah dari mulut... lalu si ibu bilang.. “Ibu sakit, Nak... Ibu sakit... jangan pergi, Nak....”

Si anak yang durhaka (ceritanya) langsung tersentak, berbalik ke arah ibu, kemudian teriak..., “Ibuuuuuuuuuu jangan pergi Bu, jangan pergi!” sambil mengguncang-guncang pundak si ibu yang terduduk lemah.

**

Oke, jangan seserius itu bacanya. Haha... ini hanya sepotong drama yang sering ditayangkan di sinetron-sinetron kekinian (maaf mbak Desti, EYD saya berantakan, hehe). Yap, drama di atas biasa ditayangkan televisi Indonesia untuk menggambarkan seseorang yang sedang sekarat, batuk kering... lalu keluar darah... lalu... itu namanya sakit TBC! Udah itu aja (padahal).

Hayo siapa yang ingat hari ini memperingati apa? Untuk pekerja bidang kesehatan, biasanya langsung tau... bagi yang awam mungkin belum tau. Hari ini, tanggal 24 Maret 2015 diperingati sebagai hari TB Internasional. Di mana hari ini diperingati, sesuai tanggal lahir penemu bakteri tubercolosis, yaitu Dr Robert Koch. Tanggal 24 Maret 1882 merupakan tanggal di mana Dr Robert Koch, seorang ilmuwan mengumumkan bahwa ia telah menemukan penyebab dari penyakit Tuberkulosis, yakni Mycobacterium tuberculosis. Pada saat itu, wabah ini sedang menyebar di Eropa dan Amerika, yang menyebabkan kematian satu dari tujuh orang. Untuk mengenang jasanya inilah sehingga tangga 24 Maret ditetapkan sebagai hari tberkulosis sedunia, sumber: wikipedia.

TBC atau tuberculosis merupakan salah satu penyakit endemis dunia. Cukup mematikan, penyebarannya merata di seluruh dunia. Berbagai komplikasi bisa disebabkan dari penyakit ini, penyebarannya cukup cepat ke seluruh organ manusia, dan jika tidak ditanggulangi, itu yang mematikan.

TBC sangat cepat bisa ditularkan, melalui udara pun bisa. Yang bakterinya tak terlihat dengan mata telanjang, dan si batuk dan yang terkena bakteri pun mungkin tidak menyadari. “Orang Indonesia sering menganggap bahwa rokok merupakan salah satu penyebab TBC. Padahal bukan. TBC bukan disebabkan oleh rokok. Namun batuk kering yang sering terdengar dari perokok, membuat ia tersamar jika orang tersebut sebenarnya memang terjangkit TBC,” tutur dokter Pad Dilangga saat memberikan pidato di acara apel pagi rumah sakit tadi (24/3/15).


“TB itu jenisnya banyak, ada TB Paru, TB Tulang, TB Kulit, TB Usus, TB Otak, dan lainnya, tapi obatnya hanya satu, rutin minum obat 6 bulan. Jangan pernah berhenti. Biasanya penderita TB sudah merasa sehat setelah minum obat selama 2 bulan, kemudian berhenti minum obat. Nah itu yang menyebabkan pengobatan tidak tuntas, dan penyakit tidak sembuh,” lanjut Dokter Pad lagi.

Nah ternyata bagi penderita diabetes melitus, penyakit TB sulit disembuhkan, karena kadar gula yang cukup tinggi. Menyebabkan kesulitan dalam pengobatan, mungkin agak lama. Penderita HIV, yang imunitasnya sangat rendah, sangat mungkin terkena TB ini. Oleh karenanya, sangat dianjurkan untuk mengenakan masker jika kita berada di sekitar para penderita TB.

14272087421310705899
14272087421310705899
dok. pribadi. pelepasan balon ke udara. memperingati hari TBC Internasional. ini kejadiannya di Bandarlampung yaah.hehe

Siapa Saja Penderitanya?

Jangan kira hanya orang kecil, yang sering berada di jalan raya, atau orang-orang yang berada di lingkungan kumuh yang menjadi sasaran TBC. Tidak. Sekarang TB juga menyerang orang-orang kalangan menengah ke atas, pejabat, orang kaya, bahkan anak-anak. Kok bisa? Karena TB sangat cepat penyebarannya. Lingkungan lembap, tidak terkena sinar matahari, kebiasaan orang Indonesia yang sering membuang sekret (dahak) batuk sembarangan juga menjadi salah satu faktornya. Seharusnya ketika kita batuk berdahak, kita membuangnya di sebuah wadah khusus yang sudah diberikan cairan antikuman/antiseptic, atau membuang dahak di pasir, kemudian menutupnya (jangan bayangin kucing yaa hehe). Hal ini untuk mengurangi risiko penularan dari dahak itu sendiri, jika terbawa angin dan ternyata terdapat bakteri TB-nya, maka itu akan merugikan orang-orang yang sedang menurun imunitasnya.

Kok Bisa anak-anak terkena TB?

Bisa. Sangat bisa. Aku sedikit memberi contoh pada pasien anak ya. Sesuai dengan lingkungan kerja deh. Anak bisa saja terkena TBC. Faktornya adalah imunitas. Imunitas anak, apalagi bayi ke balita. Imunitas belum seutuhnya, tergolong imunitas yang belum stabil. Lalu bayi, balita, atau anak belum bisa membedakan dan mengendalikan diri untuk tidak berada di sekitar orang yang batuk. Biasanya kasusnya begini nih, ada ibu yang kerja... lalu anaknya dititipkan pada neneknya. Si ibu sering mendengar si nenek batuk-batuk kering, tapi ibu tak curiga, namanya juga sudah tua. Berbulan-bulan si nenek mengasuh si bayi. Ternyata si nenek terkena TBC, dan si anak pula tertular TBC. Yak, kalau sudah begini gimana? Yaa mau tak mau, si ibu berhenti kerja dan fokus pada pengobatan 6 bulan si anak (hehe, menurut aku sih gitu harusnyaa hehe). Obat TBC biasanya ada 3 macam. Yang diminum 1 hari sekali. Namun harus rutin. Tak boleh lupa. Kalau bisa dibuat catatannya. Karena sekali kita lupa atau berhenti minum obat, kita harus mengulang minum obat itu lagi. Ulang lagi hingga enam bulan kedepan.

Anak terkena TB Tulang?

Yaa. Bisa saja. karena waktu itu ada pasien anak usia sekitar 7 tahun, mengeluh batuk, tapi tak kering, baru beberapa hari. Demam. Lalu kakinya kaku. Lemas, dan linu. Sulit digerakkan terutama bagian kaki. Kadang ia juga menggigil. Tanpa ber-suudzon, akhirnya dokter menyarankan pemeriksaan darah. Cek darah lengkap, cek DB (Dengue Blood), cek widal, dan cek malaria ketika menggigil. Dari hasil cek darah ternyata tak ada kelainan. Hasil darahnya baik. Hasil widal, walaupun postif, namun titernya hanya 1/80. Rendah. Malaria juga tidak ditemukan. Hmmm sakit apa nih. Malah kata si ibu cerita, sebelum ke RS yang sekarang, sempat dicuriagi si anak kena tetanus, karena kaku. Tapi tidak spasme. Akhirnya dilakukanlah Mantoux test atau test sensitivitas tuberkulin (Tes TBC). Dan positif, si anak didiagnosis TB Tulang oleh dokter. Obatnya apa? Sama rutin minum obat TB selama 6 bulan. Nurut!

Jika kita memang terlanjur terjangkit TB, eh kamu. Jangan merasa rendah dan merasa aib ya. Nurut sajalah minum obat selama 6 bulan. InsyaAllah bisa sembuh. TB bisa diobati kok. Eh iya, tadi juga aku udah ngucapin sama orang ruangan, saat overan dari dines malem ke dines pagi.. “Kak Yana, Kak Rahma, selamat hari TB yaah...” *senyum-senyum tanpa dosa* “Eh enak aja, emang kita TB...” *plak*. Becanda. Baiklah, di hari ini, aku berdoa semoga semua penderita TBC diringankan untuk minum obat rutin, dibunuh semua bakteri tuberculosisnya, dipulihkan kondisinya, diusaikan batuk-batuknya. Aamiin. Cepet sembuh semua TB Survivor. Anda bisa! Kalian bisa! Yuk jaga kondisi pernafasan kita dan lingkungan kita bernafas. Segarnya Bernapas. Alhamdulillah nikmat sehat luar biasaa : )

“Hai Bani Israil, ingatkah akan nikmat’Ku yang telah Ku anugerahkan kepadamu dan Aku telah melebihkan kamu atas segala umat,” (Q.S Al-Baqarah: 122).

“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadaNya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah),” (QS. Ibrahim: 34).

14272088721037823474
14272088721037823474
dok.pribadi. Segarnya bernafass. maka nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun