Selesai makan dan bersih-bersih tangan dan mulut kami beranjak dari tikar sewa itu, karena mulai ada asap rokok. Padahal si bapak sudah tua sekali namun rokoknya masih kuat banget. Daripada kena asap kami akhirnya pergi dari sana. Jalan-jalan sekitar alun-alun. Foto bersama Labubu yang sedang ada di dekat Stasiun Bogor.
Lalu kami pulang. Nah saat pulang ini, suasana ramai sekali. Â Banyak juga yang hendak pulang. Aku memegang Dinda dan Nathan, sedangkan suami gendong Nala yang mulai rewel. Ada dua kereta ke arah Jakarta. Namun satunya arah Jakarta Kota, satunya lagi arah Manggarai. Karena ramai ceritanya aku dan suami berbeda masuk kereta. Aku masuk kereta yang Jakarta Kota sedangkan suami masuk kereta arah Manggarai. Sedangkan kereta yang aku masuki sudah jalan, ternyata kereta suami yang arah Manggarai belum jalan.
Awalnya ku pikir ah ntar juga ketemu di dalam kereta. Kereta jalan.. dan handphone berdering. Suami panik karena Nala rewel mencari mama nya. Aku di suruh turun sama suami. Tapikan kereta posisi sedang jalan.
Akhirnya aku turun di stasiun terdekat. Stsiun Cilebut. Walau agak sebal karena sebenarnya bisa saja Nala di tenangkan, lalu kita sama-sama ketemu di Stasiun Depok.Â
Kami menunggu kereta selanjutnya di Cilebut. Dinda dan Nathan tak berhenti bertanya.. "Kenapa kita turun disini? Mana Ayah?" Aku menenangkan Dinda dan Nathan atas kebingungannya. Kami menunggu sekitar 10 menit untuk kereta arah Manggarai sampai melewati Stasiun Cilebut.
Kedua anak ku bertanya banyak hal, melihat-lihat sekitar. Jarak tempat duduk ke rel depan dekat sekali. Khawatir juga mereka jatuh. Dinda dan Nathan membawa bunga kapas manis yang dibeli saat di Alun-Alun tadi. Ia tak sabar ingin menikmati bunga kapas manis itu. Baiklah daripada jadi rewel aku bolehkan saja Nathan untuk makan kapasnya. Aku memintanya untuk sedikit saja makannya supaya tak jadi batuk.Â