Oktober 2025
Sabtu lalu kami mengajak anak-anak ke Alun-Alun Bogor. Atas dasar anak bungsu kami yang mengatakan ingin ke Stasiun Bogor. Kami menuruti kemauan anak lelaki kami. Karena jumat lalu aku sudah cuti dan cukup istirahat.
Membawa 3 anak dan harus dalam pengawasan itu super sekali. Walau mereka sudah bisa jalan sendiri, anak seumuran ini (5 tahun, 3 tahun dan 3 tahun) biasanya masih menuruti kata otaknya. Jadi bisa saja ia berlari kesana kemari, atau paling ditakuti sampai lompat ke peron rel kereta api. Belum pernah terjadi tapi beresiko juga.
Maka saat menunggu kereta, selain kami duduk kan di bangku tunggu kereta tangan kami turun siaga pegang kaki atau jaket mereka, supaya tidak tiba-tiba pergi.
Sampai stasiun Bogor... orang-orang ramai sekali. Di pintu timur stasiun Bogor adalah Alun-Alun Bogor. Disana salah satu destinasi wisatawan.. banyak pepohonan besar, jualan camilan, dan taman-taman. Riuh dengan suasana orang mengobrol dan karaoke pengamen jalanan.
Di bawah rimbun nya pohon besar banyak orang yang duduk-duduk. Disana di gelar beberapa tikar kosong. Tikar itu di sewa. 10 ribu untuk berapa jam saja. Karena jujur perjalanan sudah membuatku lelah, belum lagi anak-anak sibuk minta dibelikan ini dan itu.
Jika ada penjual es cream lewat, "Ma.. mau beli itu ma..." Ada tukang balon lewat "Ma, mau itu.... Ma itu beli maa...." yaa semuanya mau dibeli. Tapi tentu sebagai Emak yang sadar, aku bilang.. "Nanti. Beli yang disana aja ya.. atau itu ga dijual, cuma dipajang!" Sambil menarik tangan anak-anak ku. Tanpa sadar ternyata aku seperti Mama ku dulu.. wkwk dan anak-anak ku seperti aku saat kecil. Apa saja ingin dibeli semua ingin dicemili.
Akhirnya kami sewa tikar di bawah pohon, karena anak-anak sudah beli es tungtung masing-masing satu. Dan sudah dipastikan akan belepotan kemana-mana. Maka kami putuskan untuk piknik dadakan saja di bawah pohon besar itu.
Suami mencari minuman dan camilan. Aku menjaga anak-anak sambil memantau mereka makan es cream. Tisu basah sudah siap. Hilir mudik orang berjualan, menawarkan apa saja yang mereka jual. Balon berbagai bentuk memenuhi Alun-Alun. Tiap ada yang lewat menawarkan jualan dihadapan kami.. 3 anak ku selalu otomatis menatap mama nya, seperti mengkonfirmasi "Ma, boleh ga ya beli itu?" Dengan tatapan serentak. "Tidak dulu Mas.." jawabku singkat. Lalu anak-anak kembali melakukan aktivitasnya lagi.