Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jika Anggaran Pertahan Negara Dinaikkan Siapa yang Diuntungkan?

6 April 2019   15:30 Diperbarui: 6 April 2019   17:26 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber photo : ivox.id

"Maaf pak Jokowi, mungkin Pak Jokowi dapat brefing yang kurang tepat. Jadi Rp 107 triliun itu 5% dari APBN kita, 0,8% dari GDP kita. Padahal Singapura itu anggaran pertahanan dari 30% APBN-nya, 3% dari GDP mereka," (Capres Prabowo Subianto dalam debat keempat)

Dalam debat keempat di Hotel Shangri-La, Jakarta (Sabtu, 30/3/2019), Prabowo dengan semangat berapi-api berusaha meyakinkan Jokowi dan pemirsa debat, bahwa pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia sangat rapuh dan lemah. Tetapi semakin kuat dia berusaha meyakinkan, semakin banyak pula yang tidak yakin bahkan ada yang tertawa.

Hal tersebut dihubungkannya dengan anggaran pertahanan Indonesia yang hanya 5 persen dari APBN atau 0,8 persen dari GDP. Masih kalah jauh dari negara tetangga kecil Singapura yang memasang anggaran 30 persen dari APBN atau 3 persen dari GDP. Sementara menurut Prabowo Indonesia sama luasnya dengan Eropa.

Ditempat terpisah Cawapres Sandiaga Uno memastikan jika mereka kelak terpilih akan menaikkan anggaran pertahanan menjadi 1,5 persen dari GDP (detik.com, 31/3/2019). Artinya jika dibandingkan dari yang tadinya hanya 0,8 persen dari GDP, akan berubah dari 5 persen menjadi 9,4 persen atau yang tadinya hanya Rp 107 triliun akan berubah menjadi Rp 201,16 triliun.

Pertanyaannya adalah: jika nantinya Prabowo-Sandi menang dan anggaran pertahanan keamanan negara dinaikkan, siapakah yang diuntungkan?

Menurut saya yang diuntungkan adalah negara produsen atau eksportir senjata atau alutsista. Kenapa saya sebut demikian karena Prabowo selalu mengidentikkan pertahanan negara itu dengan persenjataan yang canggih dan modern.

Artinya menurut Prabowo, dengan memiliki peralatan pertahanan yang serba canggih dan modern maka pertahanan Indonesia akan kuat. Untuk itu Indonesia akan membelanjakan uangnya untuk mendapatkan alutsista tercanggih dari negara produsen senjata seperti Amerika Serikat, Rusia dan negara Eropa lainnya.

Sementara menurut Mayjen (purn) Johny Lumban Tobing, Seorang jenderal seharusnya tidak boleh mengatakan kalau pertahanan kita lemah karena itu termasuk membuka rahasia negara.

“Kita sampai dunia ini kiamat nggak akan mungkin mengejar Amerika, China, tapi kita tidak akan kalah dari mereka kalau sistem senjata sosial ini yang diperkuat. Apa itu? Semangat persatuan dan kesatuan. Nah persoalannya sekarang semangat itu sudah terbelah-belah,” kata Johny kepada niaga.asia.com (4/4/2019).

Artinya pertahanan keamanan negara yang paling canggih sebenarnya bukanlah alutsista yang serba modern tetapi semangat persatuan dan kesatuan bangsa yang tangguh menghadapi segala ancaman dari luar maupun dari dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun