Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Sebuah Negara Atau Peradaban Bisa Punah?

20 Desember 2018   12:56 Diperbarui: 20 Desember 2018   13:05 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Viking Norse/sumber : locklip.com)

"Bila seseorang mengatakan pada Anda bahwa penjelasan keruntuhan peradaban itu faktor tunggal, Anda segera tahu bahwa mereka adalah idiot. Ini adalah hal yang kompleks," (Jared Mason Diamond, Ilmuwan Yahudi)

Dilihat dari situs TED (Februari 2003) yang membahas tentang Why do societies collapse?, Jared Mason Diamond, seorang ilmuwan Yahudi yang juga merupakan pemenang penghargaan Pulitzer, pernah menyinggung bahwa ada beberapa negara (peradaban) yang sudah dan mungkin dekat dengan keruntuhan dan menyebutkan salah satunya adalah Indonesia:

"Ada beberapa peradaban yang sudah runtuh (collapse), seperti Somalia dan Rwanda dan bekas Yugoslavia. Ada juga peradaban yang mungkin dekat dengan keruntuhan, seperti Nepal, Indonesia, dan Kolombia," kata Jared.

Tetapi Jared juga menyebutkan bahwa keruntuhan sebuah negara atau peradaban tidak disebabkan oleh faktor tunggal tetapi disebabkan oleh hal yang kompleks. "Jika ada yang menyebutkan bahwa keruntuhan sebuah negara atau peradaban diakibatkan oleh faktor tunggal maka orang tersebut adalah idiot," kata Jared.

Artinya jika ada yang menyebutkan bahwa Indonesia bisa punah (collapse) hanya karena seseorang atau sekelompok orang (partai politik) maka orang tersebut adalah orang idiot. Sekali lagi bukan karena faktor tunggal tetapi karena hal yang kompleks.

Jared mencontohkan keruntuhan peradaban Viking Norse di Greenland pada 1450. Tidak hanya peradaban Viking yang runtuh tetapi orang-orang bangsa itu pun disebut Jared habis akibat dari 5 faktor:

Yang pertama adalah akibat pengrusakan lingkungan. Yaitu orang Viking Norse secara tidak sengaja melakukan penggundulan hutan yang mengakibatkan erosi tanah. Sementara orang Viking Norse sangat membutuhkan arang untuk melebur besi. Itu berarti hubungan antara lingkungan dengan peradaban sangat-sangat erat dan tidak boleh diabaikan.

Yang kedua adalah akibat faktor perubahan iklim yang pada akhir tahun 1300-an suhu di Greenland menjadi dingin. Walaupun mungkin bukan pada masalah suhu yang menjadi dingin tetapi karena ketidaksiapan mereka menghadapi perubahan itu sehingga mereka sulit beradaptasi dengan cepat. Karena tetangga mereka Suku Inuit (Eskimo) justru bisa bertahan dan tetap eksis hingga saat ini.

Yang ketiga adalah faktor hubungan sekutu dengan tetangga yang dapat mendukung peradaban itu sendiri. Dan bila dukungan sekutu itu hilang maka peradaban itu bisa runtuh juga. Dalam hal ini Viking Norse berdagang dengan negara induk, Norwegia, dan perdagangan itu melemah, sebagian karena Norwegia melemah, sebagian karena terbentuknya es di laut antara Greenland dan Norwegia.

Yang keempat adalah adanya permusuhan dengan tetangga, yang pada saat itu Viking Norse bermusuhan dengan tetangganya suku Inuit. Dan jika kita perhatikan Suku Inuit masih tetap eksis hingga saat ini, itu menandakan bahwa Suku Inuit lebih unggul dari mereka.

Yang kelima adalah faktor politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Dalam kasus inj Viking Norse enggan menerima atau belajar dari suku Inuit (Eskimo). Atau dengan kata lain Viking Norse dalam egonya atau dalam kebodohannya menutup diri terhadap perubahan zaman yang terus berubah.

Tetapi dalam kondisi kekinian, Jared mengatakan bahwa salah satu penyebab kepunahan peradaban yang dia generalisasi adalah konflik kepentingan. Dalam hal ini saya sangat-sangat setuju khususnya dalam hal kepentingan para elit politik yang sangat bernafsu merebut kekuasaan dengan mengorbankan apa saja termasuk peradaban.

Jared mengatakan hal yang akan jadi masalah, membuat keruntuhan jadi lebih mungkin, adalah di mana ada konflik antara kepentingan jangka pendek, kepentingan elite pembuat keputusan, dan kepentingan jangka panjang masyarakat secara keseluruhan, terutama bila para elitenya dapat memisahkan diri mereka dari konsekuensi tindakan mereka.

Tetapi beberapa catatan yang perlu diketahui: 

Yang pertama dalam hal ini Jared memakai kata collapse (runtuh) bukan extinct (punah) yang dalam bahasa Indonesia masih mempunyai definisi yang sedikit berbeda. 

Runtuh berbicara tentang kekuasaan atau pertahanan yang rusak atau hancur sama sekali. Sementara punah berbicara tentang materi atau immaterial (makhluk hidup atau benda mati) yang musnah, hilang lenyap, habis semua tidak ada sisanya.

Yang kedua, saya yakin dalam hal ini sebagai ilmuwan (bukan politisi) Jared belum atau tidak pernah melakukan penelitian terhadap Indonesia sehingga dia menggunakan kata "mungkin". Artinya mungkin dia mendengar isu-isu yang kurang baik tentang Indonesia, tentang konflik kepentingan politik yang dinamis sehingga dia mengkuatirkan Indonesia akan runtuh.

Artinya ini sebagai peringatan bagi kita semua agar lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, golongan, partai, koalisi, kekuasaan, dsb.

(RS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun