Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Artikel Sampah, Artikel Berkualitas, dan Artikel Komersial

14 Mei 2018   08:02 Diperbarui: 14 Mei 2018   09:20 1759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi : kajianpustaka.com)

Pernahkah tulisan Anda dicap seseorang sebagai "artikel sampah" atau spam karena dianggap tidak bermutu? Jika pernah, bagaimana reaksi Anda? Apakah Anda marah lalu balik memaki orang tersebut karena rasa kesal? Atau Anda merasa imperior lalu berhenti menulis?

Tunggu dulu. Siapa bilang sampah tak berguna. Selama sampah tersebut masih berpotensi untuk diolah dengan benar dan tidak dibuang dengan sembarangan di got, sampah juga dapat bermanfaat dan memberi nilai ekonomi.

Dalam konsep tindakan penyelamatan lingkungan (go green), khusus sampah an-organik dapat dikelola dengan prinsip 5R, yaitu: dikurangi (reduce), digunakan kembali (reuse), didaur ulang (recycle), diganti (replace) dan diperbaiki (repair).

Sedangkan sampah organik dapat juga "dibusukkan" menjadi kompos yang dapat memperbaiki struktur dan karakteristik tanah yang sangat berguna untuk meningkatkan kesuburan tanah.

Analogi yang sama dapat digunakan untuk sebuah tulisan yang dianggap artikel sampah. Artikel tersebut masih dapat di-repair, reuse, recycle, replace, reduce atau bahkan dijadikan "kompos" untuk memperbaiki struktur dan karakteristik tulisan berikutnya sehingga lebih subur atau lebih produktif menghasilkan artikel yang berkualitas.

(Dok : jejakpena.wordpress.com)
(Dok : jejakpena.wordpress.com)
Kembali ke judul tulisan ini, apa sih definisi artikel sampah, artikel berkualitas dan artikel komersial?

Menurut saya definisi artikel sampah lebih cenderung ke niat penulis dalam menulis bukan ke hasil tulisannya. Jika niatannya memang "niat sampah", yaitu menuliskan berita hoaks, fitnah, ujaran kebencian, adu domba atau pemuas nafsu birahi, maka akan dihasilkan tulisan sampah yang tidak bisa diolah kecuali membenarkan niat penulisnya terlebih dahulu.

Tetapi jika niat penulis sudah benar tetapi tulisannya masih berantakan dan sulit dimengerti maksudnya karena struktur, karakteristik atau apapun namanya, maka hal tersebut masih sangat mungkin untuk diolah melalui prinsip 5R: repair, reuse, recycle, replace dan reduce bahkan diolah menjadi kompos.

Mengenai artikel yang berkualitas definisinya sudah sangat jelas. Yaitu tulisan yang memberi manfaat bagi banyak orang. Tulisan yang memotivasi, menginspirasi, mencerahkan, membimbing, mengarahkan, memberi tutorial tentang sesuatu, dan sebagainya.

Tetapi lain halnya dengan artikel komersial. Artikel komersial adalah tulisan yang memiliki "nilai jual", diminati dan ditunggu banyak pembaca karena kontesknya yang kekinian, hangat dan menarik.

Tetapi tidak semua artikel komersial itu berkualitas. Banyak yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan dengan membumbui sebuah fakta dengan tahayul atau mistis dengan tujuan agar semakin heboh dan laris manis.

Ada juga artikel kejar tayang yang hanya mengandalkan kehebohan judul dan iklan sehingga tetap memiliki  banyak pembaca tetapi isi tulisannya sama sekali tidak berkualitas.

Terlepas dari artikel sampah, artikel berkualitas atau artikel komersial yang pertama kita harus berani memulai kemudian mereview tulisan itu dengan prinsip 5R dan kelak artikel kita menjadi tulisan berkualitas dan memiliki nilai jual (komersial).

(RS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun