Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fakta Pahit di Balik Gugatan Cerai Ahok yang Bukan Hoaks

8 Januari 2018   23:59 Diperbarui: 9 Januari 2018   00:04 3365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber photo : tribunnews.com

Ketika beredar kabar tentang "gugatan cerai Ahok terhadap istrinya Vero" banyak simpatisan Ahok yang tidak percaya dan tidak dapat menerima kenyataan tersebut sebagai fakta tetapi terus berusaha menganggapnya sebagai "HOAX".

Beberapa orang mencoba menghibur diri dengan membagikan tautan dari web gratisan blogspot yang juga dituliskan oleh simpatisan Ahok sendiri untuk meng-counter attack berita tersebut dan yang terjadi adalah "HOAX" mematahkan "fakta"?

Saya sendiri pada awalnya sangat terganggu dan terusik dengan berita yang beredar tersebut dan menganggapnya sebagai gosip murahan dari orang-orang yang tidak menyukai Ahok.

Ini seperti mimpi di siang bolong. Seperti petir di panas terik, seperti ajal di ujung belati. HOAX tetapi bukan, fakta tetapi tidak boleh dipercaya karena beda HOAX dengan fakta tidak lebih tebal dari kulit ari dan hampir seperti rambut dibelah 7.

Mengapa demikian?

Saya adalah salah seorang simpatisan Ahok karena beliau saya anggap seorang pemimpin yang berintegritas tinggi, jujur, tegas dan tidak kenal kompromi bahkan berani mengorbankan keselamatan diri dan keluarganya demi bangsa dan negara dan mungkin di negeri ini tidak ada lebih dari 2 orang yang seperti beliau.

Tetapi terlepas dari segala kehebatan beliau, saya sadar bahwa beliau tetaplah seorang manusia biasa yang melakukan hal-hal luar biasa tetapi tetap tidak luput dari kelemahan. Beliau adalah manusia dengan kemanusiannya yang dapat merasakan lapar, haus, lelah, marah dan sebagainya.

Itulah mengapa saya tidak pernah menganggap beliau sebagai "dewa" apalagi "Tuhan"? Beliau memang bukan dewa apalagi Tuhan? Sama sekali tidak.

Itulah alasannya mengapa saya tidak pernah menyebut diri sebagai "Ahokers" bahkan ketika beberapa orang teman beberapakali menggabungkan saya dengan beberapa grup yang beraliran "Ahokisme" di media sosial "facebook", saya selalu keluar dengan diam-diam.

Mengapa?

Karena Ahokers terlalu mencinta Ahok berlebihan bahkan Ahok sendiri pasti tidak menginginkan hal yang demikian. Sangat wajar apabila beliau ingin dicintai oleh banyak orang tetapi tidak dengan cara yang salah karena beliau tidak ingin ada penganut "agama Ahok" seperti fans Maradona yang mendirikan agama Maradona yang menjadikan Maradona sebagai tuhan hanya karena kecintaan mereka terhadap seorang mega-maestro sepakbola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun