Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bila Yusril Presiden, Kemungkinan Ini Bisa Terjadi

10 April 2016   23:00 Diperbarui: 10 April 2016   23:35 3951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan mengidolakan Erdogan, Yusril kemungkinan segendang dan sepenarian dengan Erdogan. Jika Yusril menjadi presiden maka kemungkinan dia akan menerapkan segala sesuatu yang diterapkan oleh idolanya tersebut.

Kemungkinannya, Yusril akan menggunakan kekuasaannya untuk membungkam lawan-lawan politiknya. Dengan tingkat ketersinggungan yang tinggi, bahkan Yusril akan menghukum siapa saja yang mencoba menghinanya bahkan jika itu hanya sebuah tatapan mata sekalipun, dan tidak memperdulikan usia penghinanya. Suara-suara yang tidak senada dan seirama dengan dirinya akan diberangus dan dihancurkan.

Dengan alasan keamanan negara dan juga rahasia negara, internet kemungkinan akan ditutup. Indonesia bisa kembali ke jaman pra-internet. Dengan tidak adanya internet, maka twitter, facebook, youtube, dan kompasiana akan masuk liang kuburnya. Kegelapan informasi akan merajalela. Tentunya, disarankan tidak menentang keputusannya, bisa-bisa anda akan berakhir di penjara yang tergelap dan dingin.

Media-media akan diarahkan untuk memuja-muja dan menyanjungnya. Seperti koran Zaman, setelah dikuasai Erdogan, selalu memuja-muja sang presiden dengan segala kata-kata manis hingga berbuih. Media yang keluar dari garis informasi yang diarahkan pemerintahnya, akan berakhir dengan pembredeilan. Koran-koran yang ada harus menjadi penjilat abadi. Asosiasi-asosiasi seperti AJI, akan segera tamat.

Lanjutanya adalah semua berjalan dalam gelap. Dia akan dengan gampang melakukan penggelapan-penggelapan. Kebebasan berpendapat adalah subversi. Pers independen adalah ancaman, keterbukaan adalah musuh bebuyutan dan transparansi adalah kata yang tidak ada di dalam kamus. Alat kontrol tidak ada. Suara rakyat adalah suara rakyat, bukan suara tuhan lagi.

Betapa gelapnya negara ini, jika Yusril menjadi presiden dan menjalankan seperti yang dilakukan oleh idolanya, Erdogan. Bukan tidak mungkin hal ini terjadi, melihat betapa Yusril mengidolakan Erdogan, hingga berani menyarankan Jokowi meniru Erdogan. Saran yang didasarkan pada pengidolaan Erdogan tentunya.

Mestinya, para pihak yang tidak setuju dengan kegelapan yang akan terjadi, hendaknya bertindak bijak. Memastikan kemungkinan itu tidak terjadi, di tanah air Indonesia yang bukan Turki ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun