Mohon tunggu...
Rinkha Rinkha
Rinkha Rinkha Mohon Tunggu... mahasiswa

pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Peran Kecerdasan Emosional Pemimpin dalam Meningkatkan Kinerja Barista di Tomoro Coffe Pangkalpinang

5 Oktober 2025   18:01 Diperbarui: 5 Oktober 2025   18:03 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Peran Kecerdasan Emosional Pemimpin dalam Meningkatkan Motivasi dan Kepuasan Kerja Barista di Tomoro Coffee Pangkalpinang

Di balik segelas kopi yang harum dan latte art yang cantik, ada sosok barista yang bekerja penuh semangat. Namun, semangat itu tidak muncul begitu saja. Ada peran penting seorang pemimpin di balik layar, yang bukan hanya mengatur jadwal atau mengawasi operasional, tapi juga menjaga hati dan pikiran timnya.

Di Tomoro Coffee Pangkalpinang, keberadaan pemimpin dengan kecerdasan emosional (emotional intelligence) tinggi bisa menjadi kunci utama untuk menjaga motivasi sekaligus kepuasan kerja para barista.

Kenapa Kecerdasan Emosional Penting?

Pemimpin dengan kecerdasan emosional mampu memahami perasaan timnya, tahu kapan harus memberi semangat, kapan harus mendengarkan, dan kapan harus memberi masukan. Dalam dunia kafe yang ritmenya cepat --- pelanggan ramai, shift padat, dan tuntutan konsistensi rasa tinggi --- barista bisa dengan mudah merasa lelah.

Di sinilah pemimpin berperan. Bukan sekadar atasan, tapi juga pendengar, penyemangat, bahkan teman.

Para ahli juga banyak berpendapat tentang hal ini, salah satunya yaitu Salovey & Mayer (1990)
Mereka mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan untuk memantau perasaan diri dan orang lain, memilah-milah perasaan tersebut, serta menggunakan informasi itu untuk membimbing pikiran dan tindakan.

Lalu, apa dampaknya ke Motivasi Kerja Barista

Seorang pemimpin yang peka akan hal-hal kecil, seperti memberi pujian saat barista berhasil menyajikan kopi dengan sempurna, ternyata mampu menyalakan motivasi besar. Hal sederhana itu membuat barista merasa dihargai.

Begitu juga ketika ada kesalahan. Pemimpin dengan kecerdasan emosional tidak serta-merta memarahi, tapi lebih memilih membimbing: "Coba kita ulang lagi, pasti bisa lebih baik." Pendekatan ini membuat barista termotivasi memperbaiki diri tanpa merasa takut.

Selain itu, barista juga merasa lebih bersemangat jika pemimpin bisa membangun suasana kerja yang kompak. Suasana tim yang akrab dan saling mendukung membuat pekerjaan yang padat terasa lebih ringan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun