Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pahit Manis Pindah Karier, Jangan Mimpi Dapat Roti, Tapi Buang Singkong di Tangan

24 September 2025   20:55 Diperbarui: 24 September 2025   21:33 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pindah karier usai 30-an-kompasmoney.com

Ada yang bilang pindah karier itu ibarat naik roller coaster.  Ada bagian yang bikin teriak takut, ada juga yang bikin senyum lega. Apalagi bagi orang yang memutuskan pindah karier, saat umur 30-an yang katanya jadi usia rawan pindah karier karena tidak lagi muda, dan tantangannya juga tidak sederhana. 

Ternyata trend orang pindah karier atau career switch memang rata-rata dilakukan orang pertama kali di usia akhir 20-an hingga awal 30-an. Buktinya juga ada, LinkedIn Workforce Report pernah melakukan survei global tentang trend itu di tahun 2019. Apa alasannya orang banting stir? Bosan? tentu tidak sesimpel itu.

Paling tidak, seiring dengan matangnya kedewasaan, di usia 30-an orang mulai mempertanyakan arah hidupnya, pertimbangan keseimbangan antara kerja dan keluarga (work-life balance), begitu juga soal kepuasan kerja bisa punya jenjang karier dan gaji yang lebih baik. Mungkin ada yang mengejar passion . Jadi memang benar jika periode ini sering menjadi “turning point”. Padahal tantangannya makin kompleks.

Paling tidak sudah harus mulai "mapan" karena di usia 30-an biasanya sudah punya tanggungan, keluarga, mungkin juga cicilan rumah, kendaraan. Jadi rasanya untuk mikir pindah karier kok jadi tidak sederhana. pastinya risiko pindah karier lebih berat dibanding saat masih fresh graduate

Sebut saja tantangan apa yang bisa menghadangnya, mulai dari gaji yang bisa jadi mungkin turun, butuh skill baru, atau adaptasi dengan lingkungan baru.

Dengan realitas itu, jadinya, waktu mau memutuskan untuk pindah tempat kerja ada yang diam-diam, karena masih merasa kuatir pilihannya bisa salah dan belum tentu akan lebih sukses di luar. Tapi tidak sedikit yang menggebu-gebu. Persis seperti orang pertama kali ikut seminar MLM menggebu ingin sukses. Tapi begitu penolakan datang, langsung ciut. Ternyata pindah karier di usia 30-an tidak mudah.

Pemicu pindah kerja atau pindah karier bisa beda-beda. Alasan  passion, faktor keluarga, konflik dengan rekan se kantor atau atasan, tapi yang muncul sebagai alasannya, biasanya alasan yang paling baik, jadi kalau mentok, stuck, tidak terlalu memalukan. Dan alasan keluarnya tidak dipandang remeh, dan sebelah mata.

pindah karier usia 30-an sejuta rasanya-kompas lifestyle
pindah karier usia 30-an sejuta rasanya-kompas lifestyle

Pahit Manis Pindah Karier

Saya pernah merasakan pengalaman itu. Pindah di usia 30-an. Meskipun yakin tempat barunya lebih menjanjikan, tetap saja merasa was-was.

Siapa pun yang pernah merasa pindah kantor, pindah karier tetap saja punya perasaan cemas. Perasaan gembira pun tetap diselimuti rasa galau. Bagaimana kultur kantornya, pegawainya, apa saling support, apa tingkat persaingan kariernya keras. Atau malah bos barunya temperamental, judes, dan lebih bahaya lagi genit. Meskipun kantor barunya lebih elite dan mentereng. Perasaan pertama pindahan pasti campur aduk.

Tapi juga ada yang ternyata langsung click-cocok dengan tempat barunya. Dari awalnya deg-degan banget karena misalnya dari kerja kantoran pindah ke dunia kreatif. Gaji sempat turun, tabungan terkuras, tapi ternyata akhirnya bisa ngerjain sesuatu yang bikin hidup lebih ringan. Malah tiap Senin yang biasanya jadi drama 'Monday blues' hilang seketika.

Tantangan paling ringan yang dirasakan pastilah perubahan suasana, adaptasi dengan kultur kerja baru. Dan pastinya kita dianggap sebagai pendatang baru. Bisa saja harus ikut masa percobaan dan itu artinya bisa saja gaji turun. Belum lagi kalau di tempat kerja baru tantangannya butuh belajar skill baru.

Tapi yang paling membingungkan justru bila pilihan tempat pindah kerja itu malah membuat kita menyesal. Tidak sesuai ekspektasi di awal. Perasaan menyesal timbul lalu ingin balik ke tempat kerja lama. Nasi sudah jadi bubur semuanya sudah terlambat. Situasinya jadi dilema. Merasa tidak nyaman, tertekan dan akhirnya stress sebelum memutuskan hengkang cari tempat baru lagi.

Kembali ke tempat kerja lama jelas saja dipenuhi rasa gengsi, bersalah. Pokoknya tidak mudah, sama susahnya seperti mau balikan sama mantan yang sudah pernah dibuang, tapi mau diajak balikan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun