Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Nasib di Ujung Tanduk, Orangutan Sumatera Terancam Punah

2 September 2025   09:43 Diperbarui: 4 September 2025   11:29 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bayiorangutan terancam punah-antaranews lampung

Dulu hampir setiap bulan pasti ada saja aksi lingkungan. Tapi sejak covid, terus berlanjut ke beralihnya pendanaan seiring dengan berubahnya peta daerah, kota, dan negara yang lebih membutuhkan seperti kata para donor akhirnya banyak program yang dipangkas atau kemudian tidak dilanjutkan.

Ini berdampak juga kepada kerja teman-teman pegiat lingkungan yang selama ini juga bergantung sebagiannya pada pendanaan dari donor sesuai jenis kebutuhan kasus yang marak di lapangan. Termasuk juga kampanye-kampanye seperti gajah, harimau, bahkan badak sudah jauh berkurang dan harus dilakukan secara swadaya atau kolaborasi beberapa lembaga untuk satu kegiatannya.

Patut disayangkan sih, tapi itulah realitasnya. Kini kerja-kerja pegiat lingkungan juga semakin berat karena sebagiannya harus membiayai sepenuhnya  kegiatannya sendiri tanpa dukungan donatur yang representatif. 

baliho di jalan kampus-pikiranmerdeka.com
baliho di jalan kampus-pikiranmerdeka.com

Kampanye Orangutan

Maraknya perdagangan bayi Orangutan Sumatera yang kini berstatus Kritis (Critically Endangered) harus mendapat perhatian yang lebih besar di tengah masifnya perusakan hutan di Sumatera. Kasus perdagangan "orang" ternyata tidak hanya menyasar manusia, tetapi juga menyasar bayi Orangutan Sumatera. 

Para sahabat pegiat lingkungan bertepatan dengan peringatan International Orangutan Day atau Hari Orangutan Sedunia, pada tanggal 19 Agustus 2025, mengkampanyekan tindakan pencegahan untuk menindaklanjuti semakin masifnya pencurian bayi orangutan Sumatera yang dalam praktiknya untuk mendapatkannya harus membunuh induknya terlebih dahulu. Sehingga menimbulkan keprihatinan yang semakin meluas.

Sebuah baliho berukuran besar dengan warna putih bergambar seekor anak Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) yang tangannya terikat rantai besi berukuran besar dengan wajah memelas langsung menyita perhatian kita.

Apalagi baliho itu berada di salah satu jalan protokol menuju kampus yang menjadi akses yang ramai. Jika biasanya berisi iklan komersial kali ini berisi iklan pariwara.

orangutan sumatera terancam punah-tribunews.com
orangutan sumatera terancam punah-tribunews.com

Menurut informasi dari para pegiat lingkungan, inisiatif tersebut digagas pegiat lingkungan dari Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA), Bu-Moe Fest, Forum Orangutan Indonesia (FORINA), Forum Orangutan Aceh (FORA) bertepatan dengan hari peringatan International Orangutan Day atau Hari Orangutan Sedunia.

Baliho itu sengaja dipasang tak berselang jauh dari momentum hari kemerdekaan ke 80 di tahun ini, karena pesan yang ingin disampaikan harapannya agar agar di hari kemerdekaan negara kita, sudah sepatutnya satwa kebanggaan yang kita lindungi dan dalam kondisi kritismendapat perhatian yang lebih besar. Sebagai satwa yang dilindungi mereka juga berhak mendapat kemerdekaannya agar bisa hidup bebas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun