Ketika kereta menembus hutan pinus kecil di sekitar daerah Kroya, cahaya sore menari-nari di dahan pepohonan. Seperti biasa mereka manfaatkan bermain tebak-tebakan bentuk awan---hal sederhana tapi mengikat kebersamaan.
Ada satu titik yang paling berkesan menurut cerita adik yang dituturkan kepada saya, ketika kereta melintasi jembatan besar dengan sungai deras di bawahnya. Mereka semua ternganga menyaksikan alam dari ketinggian. Bukan dari drone atau film dokumenter, tapi dari jendela kereta yang berjalan pelan seakan memberi waktu kami untuk menyimpan gambar itu dalam memori.
Menjelang sore, mereka akhirnya tiba di Stasiun Tugu Yogyakarta. Langit sudah berwarna jingga keunguan. Perjalanan hampir 8 jam itu sama sekali tidak terasa melelahkan. Bahkan anak-anak bilang, mereka belum ingin turun. "Besok pulangnya naik ini lagi, ya?" kata si tengah, setengah berharap.
Keluar dari stasiun, mereka disambut udara Jogja yang hangat dan ramah. Seorang kerabat sudah menunggu menjemput. Akhirnya lebaran kembali ke Jogja, menikmati gudeg asli lagi seperti biasa. Momen di atas kereta itu, akan selalu jadi bagian tak tergantikan dari perjalanan ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI