Dar-es-salam artinya kota yang damai, begitulah nama kota kecil di mana kampus terbesar di Aceh berada. Kesibukan dan keramaian sehari-hari tentu tidak bisa lepas dari kehadiran mahasiswa yang berjumlah puluhan ribu itu.Â
Bisa dibayangkan ramainya suasana di kota kecil itu jika mereka semua ada di sana. Sejak pagi bus Trans Kutaraja sudah hadir mengantar berangkat pagi ke kampus. Begitu juga ketika siang saat mereka kembali ke kost atau ke asrama atau sekedar menghabiskan waktu kongkow di kedai kopi di seputaran kampus yang ramai.
Namun suasana berubah saat ramadan datang. Kampus terasa sunyi di siang hari, tapi menjadi pasar dadakan yang super ramai di sore harinya. Apalagi ketika bazar kampus kemarin di buka.
Kini sepekan menjelang lebaran hampir seluruh mahasiswa telah mudik ke kampung halaman, hanya tinggal 25 persen sisanya, para mahasiswa yang berasal dari kota-kota atau kabupaten yang tidak jauh dari kampus, dan bisa di jangkau dengan bersepeda motor.
Pasar yang biasanya ramai dengan para mahasiswa pun kini mulai sunyi, hanya saja menjelang H-2 atau H-1 masyarakat di sekitaran kampus akan membludak berbelanja di pasar Lamnyong dan Pasar Rukoh. Pasar paling sibuk di sekitaran kampus. Dan setelahnya sunyi lagi.
Meski kehilangan ribuan mahasiswa pembelanja yang biasanya mengisi keramaian namun tak mengurangi intensitas berbelanja di pasar tersebut meskipun tidak seramai hari biasanya.
Kampus Darussalam tanpa mahasiswa memang nyaris menjadi kota mati, apalagi nanti saat lebaran. Begitulah dinamika kampus Darussalam dengan geliat pasarnya yang ramai ketika para mahasiswa hadir di dalamnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI