Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Agar Lebih Bermakna, Sekolah Ber-Green Bukber Saja!

16 Maret 2025   20:46 Diperbarui: 16 Maret 2025   21:22 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kebiasaan positif memakai tumbler sehari-hari-pexel ben henzo via kompas

Awalnya ide buka bersama (bukber) kali ini maunya serba praktis, tinggal beli nasi kotak, minuman mineral dalam kemasan nanti tinggal buang saja usai acara. Apalagi acaranya bersamaan dengan rencana para siswa untuk Sahur On The Road (SOTR) biar semuanya praktis dan tidak merepotkan. 

Tapi sebagian teman-teman guru berpendapat, justru ini saatnya menunjukkan kepada para siswa bahwa para guru juga harus menjadi bagian dari pelaku gaya hidup hijau. Dan sekolah juga sudah lama menganjurkan siswa untuk memilah sampah menurut jenisnya. Maka akhirnya diputuskan berbuka puasa bersama siswa panitia SOTR dengan memanfaatkan semua peralatan makan yang ada disekolah.

Gelas, dispenser, piring makan, piring snack semuanya memakai peralatan yang bisa dipakai ulang tinggal apakah kita bersedia membersihkan atau tidak. Namun para siswa sangat antusias, karena bisa melakukan banyak penghematan tapi yang terpenting minim sampah.

Bukber di sekolah memang sudah menjadi kegiatan rutinitas tahunan di SMAN 5 Banda Aceh. Apalagi jika dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan sekolah peduli ramadan---dengan berbagi takjil berbuka puasa dan SOTR.

Selain menjadi ajang dilaturahmi antar guru dan pengurus OSIS serta panitia Ramadan Peduli, bukber juga menjadi kesempatan untuk bisa berbagi informasi bagi para alumni. Terbukti semakin lama, kegiatan SOTR dan bukber disambut baik para alumni. Sehingga acara tersebut semakin meriah.

berbuka dengan memakai tumbler-lestari kompas
berbuka dengan memakai tumbler-lestari kompas

Namun yang menarik adalah dalam pelaksanaan bukber dan persiapan SOTR kami melakukannya sambail menerapkan gaya hidup hijau. Dari kepala sekolah, wakil, walas, hingga pegawai adminsitrasi membawa sendiri tumbler dengan versi minuman masing-masing. Sedangkan pihak sekolah menyediakan minuman tambahan dalam dispenser sehingga tidak diperlukan tambahan Air Minum dalam Kemasan (AMDK) bahkan yang ukuran gelas.

Kue sumbangan dari masing-masing guru juga dikemas dalam wadah yang bukan sekali pakai. Jadi sewaktu berbuka, kami mengambil masing-masing kue ke dalam piring kue dan menikmati minum dari tumbler masing-masing.

Ternyata gaya hidup hijau tersebut terlihat sangat sederhana namun minim sampah. Panitia dan siswa OSIS dengan sukarela membersihkan seluruh peralatan usai acara bukber berlangsung. Sedangkan masing-masing orang bertanggungjawab pada tumblernya.

Kami membagi acara dalam beberapa sesi mulai dari persiapan SOTR, silaturahmi para guru, OSIS dan panitia dengan mendengarkan ceramah singkat dan berbuka puasa bersama menikmati takjil. Lalu disambung dengan shalat Maghrib berjamaah agar ada jeda sejenak Perut "beristirahat" dan kita tidak perlu makan terburu-buru kuatir ketinggalan jamaah Maghribnya. Setalahnya baru diakhiri dengan acara makan bersama, sambil bersilaturahmi.

peralatan makan ulang pakai-kompas.com
peralatan makan ulang pakai-kompas.com

Gagasan Bukber Hijau?

Sebenarnya sekolah harus menjadi inisiator utama dalam berbagai aktifitas sekolah selama ramadan untuk mendorong para siswa untuk membiasakan diri melaksanakan kegiatan dengan mengedepankan gagasans ekolah hijau. Termasuk ketika melakan bukber antar siswa atau siswa dan guru seperti yang kami lakukan kemarin.

Kegiatan bukber dengan mendorong "bukber hijau" dengan menggunakan berbagai peralatan makan ulang pakai akan mengajarkan kepada para siswa untuk membiasakan diri tidak hanya menjadi pendukung gerakan sekolah hijau atau lingkungan yang lestari, tapi juga harus menjadi pionir, pelaku tindakan positif tersebut.

Dengan cara itu kebiasaan postif yang mendukung kelestarian lingkungan tersebut akan terinternalisasi menjadi kebiasaan baik tidak saja di sekolah, di rumah, bahkan dalam aktifitas dan kegiatan siswa. Misalnya selama mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau eskul, siswa membiasakan diri membawa tumbler.

Pramuka sekolah dan Paskib sudah sejak lama melakukan kebiasaan yagn mengacu pada gaya hidup hijau tersebut. Bahkan anak-anak basket, silat dan taekwondo kini juga telah membiasakan diri membawa tumbler.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun